Yenny Wahid: Kalau Mau Jihad, Perangi Korupsi, Kebodohan dan Narkoba
Terkait rencan aksi massa 2 Desember mendatang, Yenny sependapat dengan pernyataan beberapa tokoh tentang kemungkinan aksi itu akan ditunggangi kelompok radikalisme dan terorisme.
Apalagi faktanya pada aksi sebelumnya, 4 November, telah dimanfaatkan kelompok terorisme untuk membuat kekecauan, meski akhirny bisa diatasi oleh kepolisian.
“Teroris itu selalu menunggu momen tercipta konflik untuk masuk dan menciptakan medan jihad versi mereka di mana saja. Jadi potensi penunggang oleh teroris ketika terjadi konflik horizontal di tengah-tengah masyarakat itu besar. Ini yang harus diwaspadai masyarakat,” ungkap mantan staf khusus Presiden SBY ini.
Selain itu, ia juga mengimbau agar demo 2 Desember, jangan sampai menjadi ajang pemaksaan kehendak. Untuk itu, dia meminta masyarakat bisa melaksanakan dan mengekspresikan aspirasi dengan tenang dan sedapat mungkin menghindari aksi-aksi kekerasan.
Apalagi dari informasi yang diterima, aksi 2 Desember itu potensinya sangat besar ditunggangi kelompok radikal. Bahkan, ungkap Yenny, sudah ada jaringan-jaringan teroris lama yang tadinya ‘tidur’ tiba-tiba aktif lagi dan melakukan konsolidasi dengan jaringannya.
“Tujuan terorisme menciptakan rasa takut dengan cara meneror dan membuat kekacauan. Begitu ada konflik, mereka akan beraksi. Itu yang mereka lakukan di Ambon dulu. Ini pengakuan salah satu mantan teroris,” imbuh Yenny. (jos/jpnn)
JAKARTA – Ancaman radikalisme dan terorisme menjadi perhatian utama seluruh bangsa Indonesia. Apalagi, saat ini suasana berbangsa dan bernegara
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Bea Cukai Jalin Komunikasi dengan Perusahaan Penerima Fasilitas di 3 Wilayah Ini
- Pemprov Jateng Terima 55 Ribu Usulan Program dalam Musrenbang 2024
- Tutup MTQ ke-30 Tingkat Provinsi, Penjabat Gubernur Jateng Tergetkan Raih Lima Besar di Tingkat Nasional
- Ahmad Sahroni Dukung Pembangunan Lapas di Babel Guna Mengatasi Over Kapasitas
- HBP ke-60, Ini Terobosan yang Diinginkan Menkumham
- PKS Ngebet Merapat ke Prabowo-Gibran, Fahri Hamzah Singgung Gagasan yang Sulit Dikompromikan