Yuk Ah...Mengintip Upacara Bendera Pertama di Pulau Bali

Yuk Ah...Mengintip Upacara Bendera Pertama di Pulau Bali
Suasana di bekas markas Pasukan M, di Desa Peh Manisturu, Jembrana, Bali. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com.

Dan, 13 April 1946 pasukan ini menyergap konvoi Belanda di jembatan Persil, dekat Sungai Sanghyang. Meletuslah pertempuran sengit. Truk Belanda yang datang dari arah Negara terguling. Banyak pasukan Belanda tertembak. 

"Jumlah musuh banyak, tetapi tentara kita sanggup berjuang dengan gagah berani. Korban NICA 7 orang mati dan luka. Korban kita satu orang mati dan 5 orang yang luka parah ditawan oleh musuh," tulis dokumen laporan bertanggal 19 April 1946 yang diterima Menteri Pertahanan Amir Syarifuddin di Yogyakarta. Dokumen aslinya tersimpan dengan baik di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

Upacara Bendera

Karena sudah tercium Belanda, markas Peh tidak dipertahankan. 17 April 1946 markas induk pasukan dipindah ke Desa Gelar, masih di kawasan Jembrana. 

Ida Bagus Gde Doster, tokoh pemuda Jembarana--kemudian hari menjadi bupati pertama Jembrana--memimpin kawan-kawannya gotong-royong meratakan tanah dan membuat barak pasukan. "Di tengah-tengah dipancang tiang bambu," kenang Doster ketika diwawancarai September 2012 silam. 

Esok paginya, 18 April, seluruh pasukan berkumpul di tengah-tengah tiang bambu itu. Mereka menggelar upacara bendera. Dua orang pemuda menaikkan bendera merah putih dan lainnya menyanyikan lagu Indonesia Raya. 

"Suasana haru," kenang Doster. Dia meneteskan air mata ketika menceritakan upacara bendera merah putih pertama di pulau Bali itu. Setelah mengusapnya, Pak Doster lanjut berkata, "kami saling berpelukan. Dan usai upacara Kapten Markadi menamai tempat itu Lembah Merdeka." (wow/jpnn)

SETELAH berhasil memenangkan pertempuran laut di Selat Bali, Pasukan M bersama pejuang Bali menggelar upacara bendera pada 18 April 1946.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News