Yuk Kenalan dengan Budaya Suku Kamoro

Yuk Kenalan dengan Budaya Suku Kamoro
Marketing Director Kawan Lama Nana Puspa Dewi (kaos biru), Pembina Yayasan Maramowe Weaiku Kamorowe Luluk Intarti (baju abu-abu hitam), Manajer Corporate Communicatioan Freeport Indonesia Kerry Yarangga (kanan). Foto IST

jpnn.com, SERPONG - Yayasan Maramowe Weaiku Kamorowe yang didukung Freeport Indonesia membantu suku Kamoro untuk mempertunjukkan kekayaan budayanya dalam Festival Indonesia Timur, yang dilaksanakan di Pendopo Living World Alam Sutera, yang digelar 1-31 Agustus 2018.

Suku Kamoro adalah salah satu dari sekitar 300 suku yang ada di Papua. Sayangnya suku Kamoro belum dikenal luas oleh publik Indonesia.

Padahal suku Kamoro memiliki kekayaan budaya yang sangat kaya, mulai dari ritual alam, upacara adat, seni ukir, anyaman, hingga berbagai tarian dan hasil kerajinan yang bernilai seni. Menariknya, suku yang mendiami di wilayah pesisir Kabupaten Mimika, Papua Barat ini memiliki 12 jenis kerajinan dengan berbagai macam bentuk dari mulai lukisan, ukiran, pahatan dan berbagai bentuk lainnya.

Dalam acara tersebut, suku Kamoro memamerkan karya seni dan juga menyediakan sejumlah pernak-pernik kecil yang dijual ratusan ribu hingga karya pahatan dan berbagai ukiran indah dengan harga hingga jutaan. Tak lupa juga, beberapa seniman suku Kamoro terbang langsung dari Timika untuk memberikan pertunjukkan tarian khasnya di acara tersebut.

“Yang kami lakukan dalam Festival Indonesia Timur ini merupakan langkah luar biasa untuk melestarikan sekaligus mempromosikan budaya wilayah Indonesia Timur dan Papua, serta suku Kamoro pada khususnya,” ujar Manajer Corporate Communication Freeport Indonesia, Kerry Yarangga.

Sebagai putra asli Papua, Kerry merasa Festival Indonesia Timur ini dapat mendorong lebih banyak warga untuk lebih memahami budaya Papua. Kerry menjelaskan, dalam perspektif adat, wilayah Papua terbagi menjadi tujuh wilayah adat.

“Tujuh wilayah adat tersebut terbentang dari Sorong sampai dengan Merauke, yaitu Mamta, Saereri, Ha'anim, Bomberai, Domberai, La Pago, dan Mee Pago. Dalam 7 wilayah adat ini, masing-masing kelompok tersebut dibagi berdasarkan garis budaya. Terdapat sekitar 200-300 suku, dengan bahasa yang berbeda-beda dan salah satu di dalamnya adalah suku Kamoro,” terang Kerry.

Kerry menjelaskan bahwa sebagai salah satu suku yang bertetangga langsung dengan area kerja Freeport Indonesia, maka perusahaan tambang tersebut merasa berkewajiban untuk turut mendukung lestarinya budaya suku Kamoro.

Suku Kamoro adalah salah satu dari sekitar 300 suku yang ada di Papua. Sayangnya suku Kamoro belum dikenal luas oleh publik Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News