Zamrisyaf, Penemu Energi Listrik dari Gelombang Laut

Dapat Inspirasi dari Lonceng di Dek Kapal

Zamrisyaf, Penemu Energi Listrik dari Gelombang Laut
Zamrisyaf.

Barulah pada 2007, uji cobanya dibantu PLN Sumatera Barat. Pada uji coba di Pantai Ulak Karang, Padang, tersebut, peralatan sudah dipasangi dinamo. "Lampunya bisa menyala, kadang terang, kadang redup. Tapi, intinya sudah terbukti bahwa energi gelombang laut bisa diubah menjadi energi listrik," ucap pria yang oleh teman-temannya dijuluki "Pendekar Listrik Gelombang Laut" tersebut.

Untuk mengembangkan temuannya itu, pada 2009 Zamrisyaf dipindahtugaskan dari kantornya di PLN Sumatera Barat ke Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) PLN Pusat di Jakarta. Demi temuannya, Zamrisyaf juga harus rela tinggal di kos-kosan di Jakarta, berpisah dengan istri dan tiga anaknya yang tinggal di Padang.

Di Litbang inilah temuannya terus dikembangkan, hingga akhirnya Zamrisyaf bertemu Profesor Mukhtasor, ahli teknik kelautan asal Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. "Selama ini, temuan saya hanya berdasar uji coba. Jadi, kalau ditanya, berapakah besar ponton yang ideal, berapa panjang lengan, berapa berat bandulnya, saya tidak tahu rumusnya. Tapi, setelah bekerja sama dengan ITS, kini hitungannya sudah ketemu," jelasnya.

Berdasar kalkulasi ITS, model ponton terbaik bukanlah yang mengambang, melainkan ponton berbentuk seperti delima yang sebagian terendam dalam air. Untuk ponton dengan panjang lengan 2 meter, bandulnya seberat 10 kilogram. Dengan asumsi tinggi gelombang sekitar 0,5 - 1,5 meter, akan dihasilkan putaran 200,6 per menit (rpm) dan daya 25,20 kilowatt (kW).

Zamrisyaf bukanlah sarjana, bukan pula ilmuwan ternama. Namun, imajinasi dan kreativitasnya mengantarnya menjadi penemu sebuah karya berharga: Pembangkit

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News