Zaytun Deposito

Oleh: Dahlan Iskan

Zaytun Deposito
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Bagaimana Zaytun bisa berkembang begitu cepat –meski belakangan kalah cepat dengan pesantren NU seperti Amantul Ummah di Pacet, Mojokerto, dan Bina Insan Mulia di Cirebon?

"Saya diajari pengusaha Tionghoa Robert Tantular," ujarnya pada saya di dalam mobil itu.

Saya kenal Robert. Ia pemilik bank CIC yang agresif. Bank itu termasuk yang akhirnya dilikuidasi dan masuk BPPN.

Salah satu kiat yang diajarkan Robert adalah, katanya: pakailah back-to-back. Uang jangan dipakai. Masukkan deposito di bank. Pinjam uang dari bank untuk segala macam proyek. Jaminannya deposito itu.

Sejak itu uang Al Zaytun selalu tersimpan utuh di bank. Sebelum CIC bermasalah, Panji sudah memindahkan uang Al Zaytun ke bank pemerintah.

Setiap kali dapat penghasilan, uangnya ia masukkan ke bank. Didepositokan. Dijadikan back-to-back untuk membangun apa saja. Kian tahun depositonya kian besar. Proyeknya pun kian besar.

Maka sambil tertawa ia berseloroh, kalau saya ini Wahabi, inilah Wahabi yang menghalalkan bank.

Berapakah jumlah uang deposito Al Zaytun di bank sekarang ini?

BEGITU banyak alasan untuk memojokkan Ponpes Al Zaytun. Syekh Panji Gumilang sang pendiri adalah keluarga partai Masyumi. Aktivis HMI.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News