Zaytun Deposito

Oleh: Dahlan Iskan

Zaytun Deposito
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Maka, Panji, yang sebenarnya datang dari kelompok anti-PKI, kemudian digebuki oleh kelompoknya sendiri, apalagi sebagian kelompok itu ada yang terpancing masuk jaringan Komando Jihad/NII.

Ini semacam "perang" di internal sesama kelompok lama anti-PKI.

Dan Panji terus bergeser ke tengah. Ia di kanan tetapi menjauhi bandul kanan. Kadang bandulnya terlalu jauh dari kanan. Melukai yang kanan.

Tokoh seperti Natsir sendiri lantas lebih aktif di gerakan dakwah. Ia sangat berwibawa di organisasi internasional seperti Rabithah Alam Islami. Panji direkrut organisasi ini. Menjadi perwakilannya di Sabah selama 10 tahun.

Maka ia pun pantas dituduh Wahabi. "Saya ini wahabi yang sering ke makam," guraunya.

Yang menuduh begitu memang punya amunisinya. Bagi Panji itu tidak masalah. Ia mengatakan hidup itu perlu bukti. Mana yang lebih NKRI: dirinya atau yang menuduh itu.

Panji pun memilih jalan nonpolitik: pendidikan. Energinya ia habiskan di Al Zaytun. Begitu besar hambatannya. Ia seperti terus menyimpan api di dalam sekam. Yang setiap tahun, menjelang penerimaan siswa baru, meletus ke atas permukaan. Tetapi ia jalan terus.

Kini, seperti ia katakan, perputaran uang di Al Zaytun mencapai Rp 500 miliar setahun. Ia tetap fokus. Tidak mau masuk politik.

BEGITU banyak alasan untuk memojokkan Ponpes Al Zaytun. Syekh Panji Gumilang sang pendiri adalah keluarga partai Masyumi. Aktivis HMI.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News