Zaytun Salmon

Oleh: Dahlan Iskan

Zaytun Salmon
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - SAYA dari arah Jakarta. Istri dari arah Cirebon. Kami bertemu di belanga kepala ikan manyung di pantai Indramayu Jumat sore lalu.

Itulah kali pertama saya makan kepala ikan manyung. Bukan kepala ikan sembilang yang biasa dimasak istri saya.

Zaytun Salmon

Baca Juga:

Enak sekali.

Akan tetapi saya harus memakannya cepat-cepat. Hanya 20 kunyahan. Takut keburu gelap.

Saya harus tiba di Pantai Darussalam sebelum matahari tenggelam. Saya lihat di google: satu jam perjalanan.

Kalau keburu gelap saya tidak akan bisa melihat jelas galangan kapal itu. Kang Sahidin pun ngebut.

Syekh Abdussalam Panji Gumilang tiap Jumat sore di galangan kapal itu. "Wiridan saya di sini," ujarnya menyambut kedatangan saya.

Syekh Panji memang sangat memperhatikan kualitas makanan santri Al Zaytun yang di atas 5.000 orang itu. Di pesantren itu selalu ada sajian ikan salmon dan tuna.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News