Zaytun Salmon

Oleh: Dahlan Iskan

Zaytun Salmon
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Kantong kempes itu dihampar di bawah kapal yang baru. Lalu dipompa. Diisi angin. Kapal pun terangkat. Lalu digelindingkan menuju laut.

Hebatnya air bag itu tidak perlu sewa. Syekh Panji membeli sendiri. Beberapa buah. Ini info baru bagi yang ingin menyewa air bag peluncur kapal.

Syekh Panji bisa menjelaskan hal-hal detail tentang pembuatan kapal itu. Sampai ke soal kayunya, ukurannya sampai perhitungan daya apungnya.

Syekh Panji mendatangkan kayu khusus dari Sulawesi dan Kalimantan. Dalam bentuk gelondongan.

Di dekat galangan ini ada fasilitas penggergajian kayunya. Milik sendiri pula.

Dua kapal baru itu, salah satunya berukuran 600 ton. Kapal kayu. Ini tergolong sangat besar untuk kapal penangkap ikan.

Yang banyak berlabuh di pelabuhan ikan Muara Baru Jakarta itu umumnya hanya 200 ton. Atau di bawah itu.

Berarti kapal made in Al Zaytun ini bisa lebih lama di tengah laut. Pun bisa berlayar sampai ke pusat ikan di Laut Arafuru dekat pulau Banda, apalagi kapal itu dilengkapi cold storage. "Minus 60 derajat," ujar Syekh Panji.

Syekh Panji memang sangat memperhatikan kualitas makanan santri Al Zaytun yang di atas 5.000 orang itu. Di pesantren itu selalu ada sajian ikan salmon dan tuna.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News