Kasus Archandra, Effendi Simbolon: Saatnya Bersih-bersih Predator di Istana
jpnn.com - JAKARTA - Politikus PDIP di DPR, Effendi Simbolon, mengatakan, lolosnya Archandra Tahar yang punya dwikewarganegaraan menjasi menteri, tidak hanya membuktikan lemahnya prosedur rekrutmen pejabat pemerintah.
Dia juga mengatakan kemungkinan adanya keterlibatan pihak-pihak yang disebutnya sebagai predator.
"Rekrutmennya mungkin agak lemah. Apakah soal kehati-hatian, kerahasiaan, atau adanya sisipan dari pihak-pihak predator yang banyak di sekeliling Istana," kata Effendi di Jakarta, Selasa (16/8).
Karena itu meminta kasus ini itu dijadikan momentum oleh Presiden Joko Widodo, untuk bersih-bersih di internal Istana Negara.
"Momentum ini harus dijadikan pintu masuk pembersihan. Kita harus pertahankan kedaulatan rakyat dan negara di atas segalanya, termasuk juga kewibawaan kepresidenan. Harus berani presiden menyatakan bahwa sejak hari ini Istana bersih dari predator-predator ini.
Dia menambahkan bahwa secara politik pemberhentian Archandra memang sudah tepat. Namun dari sisi hukum, jebolan ITB itu harus dihadapkan pada tuntutan akan dugaan pelanggaran terhadap dokumen keimigrasian.
"Kalau tidak, ini akan menjadi preseden. Siapa-siapa yang mengaku dirinya sebagai warga negara asing maka secara sadar sudah mengingkari dan mengkhianati warga negara asalnya. Itu tidak baik dibiarkan," tambah Anggota Komisi I DPR itu.(fat/jpnn)
JAKARTA - Politikus PDIP di DPR, Effendi Simbolon, mengatakan, lolosnya Archandra Tahar yang punya dwikewarganegaraan menjasi menteri, tidak hanya
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Bea Cukai-Polri Menggagalkan Penyelundupan 20 Ribu Lebih Ekstasi, Ringkus 6 Tersangka
- BAZNAS dan MAAB Malaysia Mengkaji Kerja Sama Optimasi DSKL
- Menaker Ida Komitmen Terus Tingkatkan Perlindungan Bagi Pekerja Migran Indonesia di Makau
- MAAB Malaysia Sebut BAZNAS Pintar Memberdayakan Umat
- Kasus Investasi Bodong di BTN, Ombudsman Gelar Pertemuan dengan OJK, LPS & Kementerian BUMN
- Pengamat: Prabowo Akan Dikenang Presiden Pemersatu Bangsa jika Wujudkan Presidential Club