Sebelumnya, Juli 2020 lalu, Google telah menghapus 11 aplikasi yang terinfeksi virus Joker dari Play Store.
Berdasarkan laporan dari Quick Heal Security Labs, aplikasi berbahaya yang membawa malware Joker kembali mengancam pengguna hp Android.
Laporan BleepingComputer menyebutkan malware Joker itu sudah berekspansi ke smartphone lain, salah satunya ialah Huawei.
Taktik dan sasaran serangan siber makin luas, tak terkecuali aplikasi keuangan yang dapat menguras rekening bank Anda.
Pengguna Android WhatsApp tampaknya harus lebih berhati-hati sebab aplikasi WhatsApp telah disusupi virus berbahaya.
BSSN juga telah mengumpulkan lebih dari 5.600 sampel malware yang dijaring melalui program Indonesia HoneyNet Project (IHP).
Perusahaan keamanan siber, Threat Fabric memperingatkan bahwa sebagian besar aplikasi di Android menjadi incaran malware BlackRock.
Malware BlackRock berusaha mencuri informasi pribadi dengan memanfaatkan aplikasi populer yang terhubung dengan sistem keuangan pengguna android.
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), mengimbau masyarakat waspada terhadap peta online palsu penyebaran virus corona, yang ternyata…
Seiring pengumuman WNI terinfeksi virus corona, informasi seputar wabah dan pencegahannya pun ikut meluas. Bahkan tidak sedikit dimanfaatkan…
Memanfaatkan kekhawatiran masyarakat dunia terhadap epidemi virus corona, para hacker mengambil kesempatan itu untuk menyebar malware.
Kaspersky menemukan lebih dari 20 situs web phising dan akun Twitter yang menawarkan kesempatan kepada pengguna untuk menonton…
Praktisi IT menjelaskan, ancaman serangan siber pada 2020 akan membawa masyarakat dunia pada level baru, di mana para…
Apple dilaporkan telah menghapus 17 aplikasi dari App Store yang terinfeksi malware.
Ransomware Petya saat ini sedang menyerang berbagai komputer. Petya muncul tak lama setelah dunia dihebohkan oleh ransomware WannaCry…
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengungkapkan bahwa ransomware bernama Petya yang kini menyerang berbagai data di komputer
Anggota Komisi I DPR Sukamta mengapresiasi keputusan Presiden Joko Widodo membentuk Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri mengganggap serangan malware WannaCry tak bisa dibiarkan begitu saja. Karenanya Direktorat Tindak Pidana
Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari menyoroti maraknya pembajakan website dan munculnya virus ransomware WannaCry. Politikus Partai
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyatakan bahwa belum ada solusi jitu untuk mengatasi malicious software atau malware bernama
JPNN.com 
