Ivan Mbatik Habibie, Ayung Pilih 'Enak Jamanku To'

Ivan Mbatik Habibie, Ayung Pilih 'Enak Jamanku To'
PROYEK ISTANA: Ivan Hariyanto di depan lukisan B.J. Habibie yang sudah jadi. Foto: Robby L for Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - SEMUA berawal tatkala Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertandang ke Istana Kepresidenan Jogjakarta. Di istana yang juga disebut Gedung Agung itu tersimpan aneka karya seniman-seniman top tanah air. Terdapat lebih dari 700 lukisan, 350 patung, dan 5 ribu seni kriya.

----------------
Doan Widhiandono/Zalzilatul Hikmia
----------------
Salah satu yang memikat mata SBY kala itu adalah karya Adam Lay. Pelukis realis tersebut punya lukisan superbesar tentang Pak Harto Bapak Pembangunan.

’’Pak SBY bilang, rasanya bagus juga kalau setiap presiden diabadikan dalam bentuk lukisan seperti ini,’’ ungkap Ivan Hariyanto, satu di antara enam pelukis yang ketiban sampur ’’proyek’’ melukis enam presiden RI itu, ketika ditemui di rumahnya di Surabaya pada Juli silam.

Ivan kebagian melukis Bacharuddin Jusuf Habibie, presiden ketiga RI yang memimpin pada periode 21 Mei 1998 hingga 20 Oktober 1999.

Siang itu, di pengujung Ramadan, Ivan sedang melihat-lihat lukisan besarnya di rumahnya yang sejuk dalam naungan pohon kamboja yang berbunga. Lukisan cat minyak di kanvas berukuran 3 x 1,5 meter persegi itu sudah mendekati ’’sempurna’’. Setidaknya bagi orang awam seni. Ivan sendiri menyebut itu ’’relatif selesai’’.

’’Dianggap selesai ya selesai. Tapi, kalau mau ditambahi kecil-kecil, ya pasti ada yang ditambahi,’’ ungkap seniman kelahiran Banyuwangi, 18 November 1955, itu.

Ivan menjadi salah seorang pelukis potret presiden itu setelah ’’dijawil’’ Konsultan Seni Rupa dan Benda-Benda Purbakala Istana Negara Agus Dermawan Tantono. Secara kebetulan, kurator kawakan tersebut juga asli Banyuwangi. Dia juga seperti Ivan, lulusan Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI –kini melebur di Institut Seni Indonesia) Jogjakarta.

Namun, Agus memilih Ivan bukan lantaran faktor per-konco-an itu. Sebagai kurator yang dipercaya istana, Agus memang memilih pelukis-pelukis realis yang hebat. Kiprah dan karya mereka tentu sudah diakui jagat seni rupa Indonesia.

Semua berawal tatkala Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertandang ke Istana Kepresidenan Jogjakarta. Di istana yang juga disebut Gedung Agung itu tersimpan aneka karya seniman-seniman top tanah air.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News