DPR Bermimpi seperti Parlemen Amerika

Kinerja Lembaga Riset Jauh dari Memuaskan

DPR Bermimpi seperti Parlemen Amerika
DPR Bermimpi seperti Parlemen Amerika
JAKARTA - Ada banyak alasan di balik belum maksimalnya performa anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Salah satunya, sistem pendukung untuk mendongkrak kinerja dewan juga lemah. Anggota Kaukus Amerika Serikat (AS) dari Fraksi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari memimpikan parlemen di Indonesia ke depan bisa sekuat parlemen di Negara Paman Sam itu. Khususnya dalam hal supporting data dan analisis.

Eva prihatin dengan keberadaan Pusat Pengkajian dan Pelayanan Informasi (P3I) yang dimiliki DPR saat ini. Menurut dia, lembaga yang berada di bawah Kesekretariatan Jenderal (Kesetjenan) DPR tersebut belum banyak berperan dalam menunjang kinerja para anggota parlemen. "Ironis. Apalagi jika dikaitkan dengan besarnya kekuasaan DPR pasca revisi UUD 1945," tandas Eva.

Harapan Eva muncul setelah dirinya melakukan diskusi dengan Congressional Research Service (CRS) pada 25 April lalu. Dia mendapatkan pelajaran berharga. "(Diskusi itu) telah membuka mata kami betapa kurang memadainya sistem pendukung di DPR," ungkapnya.  

Eva memaparkan, sejak dibentuk oleh UU pada 1914 dan direvisi pada 1970, CRS memiliki tugas pokok dan fungsi utama pada penyediaan analisis. Lembaga tersebut memberikan pelayanan tunggal ke Kongres AS. Berdasar tugas itu, CRS secara terus-menerus menyediakan bantuan analisis objektif. Analisisnya bersifat konsultatif, rahasia, otoritatif, dan langsung ke para politikus.

JAKARTA - Ada banyak alasan di balik belum maksimalnya performa anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Salah satunya, sistem pendukung untuk mendongkrak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News