KKB Bunuh Sejumlah Pekerja, Mana Respons Petinggi Papua?

KKB Bunuh Sejumlah Pekerja, Mana Respons Petinggi Papua?
Anggota gabungan TNI-Polri mengevakuasi jenazah korban kebrutalan KKB dari helikopter yang mendarat di Bandara Moses Kilangin, Timika, Kamis (6/12). Foto: Humas Polda Papua for Cepos

jpnn.com, JAYAPURA - Ketua Pemuda Panca Marga (PPM) Markas Daerah Papua Boy Markus Dawir merasa heran dengan sikap pimpinan DPRP, Pemprov Papua , termasuk MRP yang minim respons terhadap kasus pembantaian sejumlah pekerja yang dilakukan KKB (Kelompok kriminal bersenjata).

Padahal, kata Boy Markus, kejadian ini menjadi catatan yang sulit dilupakan sama seperti kasus lainnya.

"Biasa setelah berbagai dan pemberitaan pasca kejadian pemerintah langsung merespons tapi hingga kini kami belum mendengar pernyataan terbuka dari MRP, DPRP maupun Pemprov, padahal ini kasus kemanusiaan yang sangat melukai,” kata Boy Markus Dawir alias BMD.

Boy Dawir menyebut pemerintah daerah dan dewan merespons cepat dengan memberikan statemen karena HAM melekat pada semua manusia dan para korban yang tewas diyakini ketika itu dalam posisi tak berdaya.

Sebagai anggota DPRP, Boy mengaku belum melihat ada komentar dari pimpinan DPRP, Pemprov maupun MRP yang mau bicara soal korban di Nduga itu.

“Masa semua pada diam, sementara biasanya setelah kejadian besoknya langsung dilakukan langkah konkret menggelar rapat lalu bentuk tim melakukan investigasi dan mengundang TNI Polri mengatur langkah apa yang tepat. Tapi yang ini kok adem ayem,” singgung Boy.

Tak hanya itu, ia juga menyebut bahwa media juga perlu menyampaikan informasi secara akurat dan tetap objektif. Pasalnya informasi soal ada pengeboman terkesan disajikan hanya sepihak, tak ada konfirmasi dari pihak TNI maupun Polri.

Mulai dari pengeboman dari pesawat, pengerahan alutsista seperti tank hingga foto-foto yang beredar.

Boy Markus Dawir menilai minim respons dari pimpinan DPRP, Pemprov Papua , termasuk MRP terkait kasus pembunuhan sejumlah pekerja oleh KKB.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News