Kunci Eksistensi Viva di Dunia Kecantikan Indonesia

Kunci Eksistensi Viva di Dunia Kecantikan Indonesia
Yusuf Wiharto didampingi senior beauty consultant Viva Cosmetics Tini Renan (kanan) saat meninjau stan mereka di Tunjungan Plaza Surabaya. FOTO : JPNN

jpnn.com, SURABAYA - Berawal dari perusahaan farmasi yang berdiri di Surabaya awal 1960an, Viva Cosmetics menjelma menjadi perusahaan kecantikan ternama di Indonesia. Didirikan oleh Masmuin Kuntjoro, kendali perusahaan kini berada di generasi ketiga. 

Adalah Yusuf Wiharto yang kini menjadi komandan perusahaan. Layaknya pemimpin muda, Yusuf memiliki beragam strategi inovatif agar brand yang didirikan oleh kakeknya, tetap bertahan bahkan tumbuh.

Mewarisi bisnis keluarga tidak selamanya mudah. Tantangan dan rintangan datang silih berganti. ”Namun bagi saya justru di situ seninya. Pelaut yang handal tidak dilahirkan di air yang tenang,” kata Yusuf yang kini menjabat sebagai Direktur Distribusi Viva Cosmetics Area Indonesia Timur.

Terbukti, tepat di usia 55 tahun, Viva Cosmetics terus tumbuh menjadi salah satu brand yang terpercaya. Khususnya bagi kaum hawa. Ketika ditanya apa rahasia suksesnya, begini jawaban Yusuf. ”Yang terpenting harus mau terus berinovasi mengikuti keinginan pasar. Jangan pernah usik terhadap kompetitor, fokus saja melakukan perbaikan diri,” jelasnya saat ditemui di sela-sela pembukaan ajang Surabaya Fashion Parade (SFP) 2017 di Tunjungan Plaza Surabaya.

Kunci sukses lain adalah terus melakukan dan mendukung event-event berkelas. Hampir satu dekade ini Viva konsisten mendukung banyak event fashion di tanah air. Selain SFP, ada juga Surabaya Fashion Trend, Exotica Kebaya, dan Bali Fashion Trend.

Bagi Yusuf, mendukung event fashion tidak hanya untuk kesuksesan bisnisnya semata, tetapi juga untuk memberikan dukungan pada industri fashion tanah air, khususnya para desainer. ”Kalau bukan kita yang support siapa lagi. Desainer-desainer Indonesia itu sangat berbakat dan memiliki kemampuan yang tak kalah dibanding desainer luar. Ini salah satu bentuk nasionalisme juga,” kata ayah satu anak itu.

Bertahannya Viva sebagai brand lokal dari serbuan brand impor tak lepas dari pola distribusi yang merata. Hingga kini, kosmetik itu mudah didapatkan di pelosok desa sekalipun. Termasuk di Papua. ”Kami juga mulai menyasar pasar online dengan membentuk website sendiri,” jelas dia.

Area penjualan dibagi dua yakni kawasan timur dan barat. Persentasenya adalah 55 : 45 untuk timur. Strategi pembagian wilayah itu terbukti berhasil. Masing-masing pihak bertanggung jawab penuh pada produk yang mereka pasarkan. Sehingga tak heran, kala pasar kosmetik secara global turun, Viva justru menunjukkan pertumbuhan. ”Meski melambat, dibanding tahun lalu, triwulan pertama ini kami tumbuh 5 persen,” kata pria humoris tersebut.

Berawal dari perusahaan farmasi yang berdiri di Surabaya awal 1960an, Viva Cosmetics menjelma menjadi perusahaan kecantikan ternama di Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News