Proses Pembibitan Atlet harus Diubah Sesegera Mngkin

Proses Pembibitan Atlet harus Diubah Sesegera Mngkin
Kemenpora, Foto Ilustrasi. dokumen JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Kemenpora sangat prihatin dengan kondisi pembibitan atlet di Tanah Air.

Pasalnya, dari jumlah masyarakat yang mencapai 257 juta, Indonesia gagal menciptakan atlet-atlet handal dalam jumlah banyak.

Karenanya proses pembibitan atlet harus diubah sesegera mungkin.

“Cara pembibitan yang kita lakukan saat ini, kurang tepat. Indonesia terlambat menyiapkan bibit atlet sejak dini, sementara negara-negara lain di dunia sudah melakukannya,” hal demikian dikatakan Plt Deputi IV Kemenpora, Yuni Poerwanti, Jumat (25/8) pagi, di Media Center Kemenpora, Senayan, Jakarta.

Dijelaskan, perlunya pembibitan dilakukan sejak dini dengan mengedepankan peran keluarga, organisasi masyarakat, berbagai kegiatan olahraga seperti Gerakan Keluarga Berolahraga (Gelora).

“Dengan cara seperti ini, diharapkan mampu mendongkrak penduduk berusia 10 tahun ke atas untuk mau berolahraga, jumlahnya naik menjadi 35 persen pada 2019. Sekarang ini, angka masih berada di kisaran 25 persen.”

Yuni Poerwanti yang beberapa minggu lalu lulus dengan predikat sangat memuaskan pada Diklatpim LAN Angkatan XXXV, mengibaratkan proses pencarian bibit atlet sama dengan menanam padi di sawah.

“Selama ini, kita hanya memilih atlet ketika mereka sudah menginjak remaja. Padahal seharusnya, para pencari bakat sudah memilih atlet sejak usia dini. Selanjutnya bibit atlet berbakat tersebut ditangani secara maksimal.”

Kemenpora sangat prihatin dengan kondisi pembibitan atlet di Tanah Air.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News