Jalur Awan Panas Sudah Bebas Hambatan

Pengungsi Merapi Alami Gangguan Jiwa, Belasan Sudah Gila

Jalur Awan Panas Sudah Bebas Hambatan
Tim SAR bersama Kopassus kembali melakukan penyisiran untuk mencari korban awan panas Gunung Merapi di Glagahmalang, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman (10/11). Foto: Hermitianta/Radar Jogja
JOGJAKARTA - Gunung Merapi masih menyimpan energi yang misterius. Sewaktu-waktu, energi yang berada di bawah kubah lava itu bisa meledak. Jika itu terjadi, akibatnya bisa lebih fatal dibanding tiga erupsi besar sebelumnya yang terjadi pada 26 Oktober, 1 November, dan 5 November) lalu.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Dr Surono menjelaskan, awan panas yang meluncur dari puncak diperkirakan kecepatannya meningkat. Selain itu, jarak luncurnya juga bisa lebih jauh. "Sore ini (kemarin) ada awan panas tiga kilometer ke arah Kali Gendol dengan waktu kurang dari tiga menit. Memang lebih berbahaya karena sekarang ini sudah free, bebas hambatan," jelasnya di Posko BNPB, Jogjakarta kemarin (11/11).

Pria asal Cilacap, Jawa Tengah itu mencontohkan, ibarat seorang yang menghembuskan asap rokok dengan ditutupi telapak tangan, lalu telapak tangan itu dibuka. Jika dibandingkan, jarak asapnya tentu lebih jauh. "Ini yang cukup mencemaskan, karena kalau lengah bisa berbahaya sekali, terutama saat ada relawan yang evakuasi jenazah ke zona bahaya," katanya.

Pakar lulusan Universite Joseph Furier, Gronable, Perancis itu menjelaskan, bahaya awan panas juga akan semakin bertambah jika kecepatan angin di puncak bertambah. "Sekarang ini, selalu cenderung ke arah barat daya, itulah mengapa hampir setiap hari Magelang, Muntilan dan sekitarnya hujan abu," katanya.

JOGJAKARTA - Gunung Merapi masih menyimpan energi yang misterius. Sewaktu-waktu, energi yang berada di bawah kubah lava itu bisa meledak. Jika itu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News