Kesaksian tentang Detik-Detik Terakhir Widjajono Partowidagdo di Tambora

Janji Bagikan Jaket dan Kompor setelah Pendakian Berakhir

Kesaksian tentang Detik-Detik Terakhir Widjajono Partowidagdo di Tambora
Rombongan membawa tandu jenazah Prof Widjajono Partowidagdo saat menuruni lereng Gunung Tambora, Sabtu (21/4). Foto : Lombok Post/JPNN
Sejak di Dompu, Widjajono Partowidagdo sudah terlihat lelah. Beberapa anggota rombongan yang mendaki Tambora bersama Wamen ESDM itu juga mual-mual dan muntah menjelang puncak.


ABDUL MUIS, DOMPU - INDRA GUNAWAN, BIMA

SEKITAR 50 meter dari puncak Gunung Tambora. Dalam kondisi yang sudah sangat terlihat payah, dengan posisi duduk beristirahat dan kaki dipijat karena kram, Widjajono Partowidagdo tetap bersemangat bercerita tentang gunung yang terletak di Kabupaten Dompu, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat itu.

Mulai rencana wakil menteri energi dan sumber daya mineral (ESDM) tersebut menjadikan Tambora sebagai lokasi geowisata internasional hingga sejarah ledakan dahsyatnya pada 11 April 1815 yang mengubah iklim di Eropa dan menjadi penyebab kalahnya Kaisar Prancis Napoleon Bonaparte.

"Pokoknya, sangat banyak yang diceritakan Pak Wamen menyangkut Tambora. Saya melihat Pak Wamen sangat bangga dengan Tambora," kenang Ibnu Khaldun, pencinta alam sekaligus pegawai negeri sipil di Pemkab Dompu yang memijat kaki pria kelahiran Magelang, Jawa Tengah, tersebut, kepada Lombok Post (JPNN Group) yang menemuinya di Dompu, Minggu lalu (22/4).

Sejak di Dompu, Widjajono Partowidagdo sudah terlihat lelah. Beberapa anggota rombongan yang mendaki Tambora bersama Wamen ESDM itu juga mual-mual

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News