Menyinggahi Wae Rebo, Desa di NTT Peraih Penghargaan Tertinggi UNESCO (2)

Disambut Empat Tetua Adat dengan Upacara Pangku Ayam

Menyinggahi Wae Rebo, Desa di NTT Peraih Penghargaan Tertinggi UNESCO (2)
CARI KEHANGATAN: Warga Wae Rebo berjemur di sinar matahari pagi di depan Mbaru Tembong (rumah utama Wae Rebo). Foto : Doan W/JAWA POS
Wae Rebo sudah bertahan dari gempuran zaman lebih dari 900 tahun. Desa mini itu serasa tetap tinggal di masa lampau. "Lorong waktu" yang menjadi penghubung dengan masa kini adalah jalur setapak yang mendaki sepanjang sembilan kilometer. Rute itu hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki.

 

 DOAN WIDHIANDONO, Ruteng

 

PERJALANAN menuju Wae Rebo diawali dari SD Denge, tempat mengajar Blasius Monta, warga Wae Rebo yang tinggal di Denge. Sekolah itu hanya berjarak sekitar 200 meter dari rumah Blasius.

"Itu arah ke Wae Rebo," ujar Blasius. Tangannya menunjuk gugusan gunung di utara Denge yang tak begitu jelas lantaran tertutup kabut.

Wae Rebo sudah bertahan dari gempuran zaman lebih dari 900 tahun. Desa mini itu serasa tetap tinggal di masa lampau. "Lorong waktu" yang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News