BUMN Kecil pun Dipalak 10 Persen
Selasa, 30 Oktober 2012 – 00:44 WIB

Meneg BUMN Dahlan Iskan saat di Radar Tv, Graha Pena, Jakarta, Senin malam, 29 Okt 2012. Foto: Agus Wahyudi / JAWA POS
JAKARTA - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, mengungkapkan bahwa ada oknum anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI meminta jatah 10 persen ke sebuah perusahaan BUMN. Padahal perusahaan yang menangani petani tersebut hanyalah sebuah BUMN kecil yang sedang membutuhkan gelontoran dana dari APBN.
Hal ini diungkapkan Dahlan saat menghadiri acara “Blak-Blakan Bersama Dahlan Iskan” di Jawa Pos TV, Senin malam ( 29/10). “Ini ada perusahaan BUMN, kecil sekali, susah dan tugasnya juga melayani petani. Perusahaan ini akan mendapat bantuan dari pemerintah, sekian ratus miliar. Karena tahu itu, seorang oknum anggota DPR itu datang dan minta bagian 10 persen. Dia bilang harus dibayar di depan, sebelum turun dari APBN itu,” ujar Dahlan.
Namun usaha oknum itu ternyata ditolak oleh Direktur Utama BUMN kecil tersebut. Namun Dahlan mengaku tetap tak habis pikir ternyata politisi Senayan itu terus bersikeras meminta jatah 10 persen.
Dahlan menuturnya, oknum politisi itu kemudian bertemu dengan tiga jajaran direksi perusahaan yang hendak dipalak. Meski sudah dijelaskan panjang lebar oleh tiga orang direktur bahwa perusahaan tak bisa memberi uang, ternyata si oknum tak juga patah arang.
JAKARTA - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, mengungkapkan bahwa ada oknum anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI meminta
BERITA TERKAIT
- Pakar Hukum: Putusan MA Wajib Dilaksanakan dalam Perkara RSI NTB dengan Kontraktor
- Kapolda Sumbar Perintahkan Usut Tuntas Kecelakaan Maut Bus ALS di Padang Panjang
- Pencari Kerja Padati Job Fair Jakarta 2025, Ada 12 Ribu Lowongan Pekerjaan Tersedia
- Kala Bhikkhu Thudong Singgah di Masjid Agung Semarang: Wujud Persaudaraan Lintas Iman
- Menko Polkam: Pemerintah Bentuk Satgas Terpadu Operasi Penanganan Premanisme & Ormas Meresahkan
- Masukan Buat Prabowo dari Innovation Summit Southeast Asia 2025