Batubara Lesu, Ekonomi Kaltim Terkena Imbas

Batubara Lesu, Ekonomi Kaltim Terkena Imbas
Batubara Lesu, Ekonomi Kaltim Terkena Imbas

BALIKPAPAN - Pertumbuhan perekonomian di Kalimantan Timur sangat tergantung pada komoditas batubara. Betapa tidak, 85,5 persen total ekspor Balikpapan adalah batubara. Sedangkan pangsa impor terbesar berasal dari kelompok machinery dan transport equipment (alat berat penunjang pertambangan) yang menyumbangkan 70,6 persen dari total impor.
 
Ini dikarenakan kebutuhan perusahaan di sektor utama berasal dari sektor pertambangan yang membutuhkan mesin dan alat berat dari luar negeri.   "Artinya, nasib perbankan di Balikpapan ada di tangan batubara. Tiga indikator perbankan, aset, dana pihak ketiga, dan pembiayaan paling tertinggi disumbangkan sektor batubara,” kata mantan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Tutuk SH Cahyono seperti diberitakan Kaltim Post, Minggu (13/10).

Dalam data yang dirilis, indikator utama kinerja perbankan, juga mengalami fluktuasi, terutama sektor batubara. Tahun 2010 dan 2011 menjadi puncak pertumbuhan sektor batubara. Pada 2010, pertumbuhan nilai perbankan di sektor batubara hingga triwulan IV mencapai 72,31 persen.

Penurunan drastis terjadi pada triwulan IV tahun 2011. Medio itu, pertumbuhan nilai perbankan pada sektor batubara hanya 5 persen. Semakin menurun pada triwulan IV tahun 2012, pertumbuhannya mencapai angka -17 persen. Bahkan hingga triwulan III 2013, pertumbuhan indikator perbankan sektor pertambangan menembus angka -26,52 persen.

“Artinya komoditas batubara mengalami perlambatan pertumbuhan, pada saat harga batubara mengalami penurunan yang cukup signifikan,” ucap Tutuk.

Perlambatan kegiatan itu, juga membuat transfer dana yang masuk ke Balikpapan tahun 2012 juga melambat drastis. Tahun 2011 transfer dana masuk mencapai 31 persen, yang mengalami penurunan signifikan pada tahun 2012 menjadi hanya 3 persen. Sedangkan transfer dana keluar masih tumbuh tinggi dan meningkat dari 28 persen pada 2012 menjadi 33 persen pada 2012.

"Sejak akhir tahun 2012, untuk pertama kalinya, transaksi pembayaran melalui RTGS (transfer uang valuta antar bank secara real time) menjadi net flow (transfer menggunakan aliran data),” ucapnya.

Hingga September 2013 transfer masuk ke Balikpapan melalui RTGS sebesar Rp 27,1 triliun, mengalami penurunan 1-71 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2012. Sedangkan transfer keluarnya mencapai Rp 31,17 triliun mengalami peningkatan 64,18 persen pada periode yang sama 2012.  
 
Akibatnya masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor batubara menjadi shock, saat harga batubara anjlok. “Nah, orang yang memiliki gaya hidup tinggi saat booming-nya batubara menjadi orang yang lay off duluan. Karena gaya hidup mereka yang cukup tinggi tidak mampu menerima kondisi batubara yang anjlok ini,” terangnya.

Oleh karenanya, untuk mengantisipasi dampak dari penurunan harga batubara yang berimbas pada perbankan ini, Tutuk menyarankan kepada pemerintah terkait untuk menggali sektor lain. “Sektor perkebunan juga bisa dikembangkan pemerintah,” ucapnya.(rkp/far/fuz/jpnn)


BALIKPAPAN - Pertumbuhan perekonomian di Kalimantan Timur sangat tergantung pada komoditas batubara. Betapa tidak, 85,5 persen total ekspor Balikpapan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News