Dicari, Dirut Pertamina Mirip Karen Agustiawan

Dicari, Dirut Pertamina Mirip Karen Agustiawan
Karen Agustiawan. foto: DOK. JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Menteri BUMN Dahlan Iskan menegaskan PT Pertamina tidak boleh jatuh ke tangan orang yang diragukan integritasnya. Perusahaan pelat merah terbesar di Indonesia dengan laba sekitar USD 3 miliar ini harus dipimpin oleh orang yang tahan godaan dan intervensi.

Mantan direktur utama (dirut) PLN ini mengaku sudah mengantongi beberapa nama yang karakternya mirip Karen Agustiawan, yang dinilai cocok memimpin Pertamina. Namun, Dahlan tidak akan memutuskannya sendiri. Dia akan berkoordinasi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan presiden terpilih.

’’Ibu Karen mengundurkan diri dari jabatan Dirut Pertamina mulai 1 Oktober 2014, di masa transisi pemerintahan. Jadi calon penggantinya akan dikonsultasikan dengan Pak SBY dan presiden terpilih,’’ kata Dahlan di Jakarta kemarin (19/8).

Dia menjelaskan, masih tersedia cukup waktu untuk mengomunikasikan calon dirut Pertamina dengan Presiden SBY dan presiden terpilih. ’’Nanti ditentukan apakah akan diangkat dirut Pertamina yang baru atau pengganti sementara dulu,’’ ujar Dahlan.

Terpisah, Karen Agustiawan melalui Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir membantah pengunduran dirinya akibat tekanan. Dia juga menepis anggapan pengunduran diri itu dampak dari kisruh harga gas elpiji 12 kg dan kebijakan bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Bukan pula karena dipinang oleh calon presiden terpilih untuk jadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

Alasan yang dikemukakan adalah Karen ingin mengurus keluarga dan mengajar di Universitas Harvard, Amerika Serikat. Karen juga menginginkan adanya regenerasi di tubuh Pertamina. Meski demikian, adanya tekanan yang harus dihadapi pucuk pimpinan perusahaan BUMN diakui oleh Direktur Utama Indonesia Port Corporation (IPC) Richard Joost Lino.

Berdasarkan pengalaman Lino lebih dari lima tahun memimpin BUMN pengelola Pelabuhan Tanjung Priok dan sejumlah pelabuhan lainnya yang dulu bernama PT Pelindo II itu, tekanan dari berbagai pihak selalu datang bertubi-tubi. Tekanan itu datang dari orang-orang besar yang kepentingannya terkait dengan pelabuhan terbesar dan tersibuk di Indonesia itu.

’’Di Tanjung Priok itu orang-orang gede semua (yang berkepentingan). Dalam menghadapi tekanan itu kita hanya punya dua pilihan, mengundurkan diri atau lawan,’’ ujar Lino yang dikenal berani melawan tekanan dan intervensi terhadap BUMN yang dipimpinnya.

JAKARTA – Menteri BUMN Dahlan Iskan menegaskan PT Pertamina tidak boleh jatuh ke tangan orang yang diragukan integritasnya. Perusahaan pelat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News