Dia Itu Banyak Bebannya

Dia Itu Banyak Bebannya
Ahmad Syafii Maarif. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - KEGADUHAN hubungan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan Polri menyita perhatian publik dalam dua pekan terakhir.

Semuanya dipicu keputusan Presiden Joko Widodo yang menunjuk Komjen Budi Gunawan (BG) sebagai calon tunggal Kapolri, yang lantas berbuntut "kriminalisasi" para pimpinan KPK.

Publik pun bereaksi keras, menuding Jokowi tidak pro pemberantasan korupsi, hingga isu Jokowi ditekan oleh elit parpol dalam pengajuan Budi Gunawan. Sayangnya, dalam tiga kali kesempatan klarifikasi, presiden hanya berbicara sangat singkat, sekitar 2 - 3 menit, sehingga banyak pertanyaan yang masih menggantung dan menyisakan misteri.

Kemarin, sebagian misteri itu mulai terkuak, setelah Tim 9 menyampaikan rekomendasinya.  Berikut wawancara dengan Ketua Tim 9 Buya Ahmad Syafii Maarif usai bertemu dengan Presiden Jokowi di Kantor Presiden kemarin (28/1).

Terkait kisruh KPK - Polri, apa saran Tim 9 kepada presiden?

Ini harus cepat (diselesaikan), karena situasi sudah mendidih. Tadi dijawab (presiden), iya. Dia itu banyak bebannya.

DPR mendesak Jokowi untuk melantik BG. Tanggapan Tim 9?

Itu berat sekali. Kalau dilantik, lalu diminta berhenti, lha kalau (dia) tidak mau berhenti kan repot, dia bisa menyusun kekuatan. DPR itu kan punya agenda politik sendiri.

KEGADUHAN hubungan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan Polri menyita perhatian publik dalam dua pekan terakhir. Semuanya dipicu keputusan Presiden

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News