Dua Tentara Warga Tionghoa, yang Perempuan Ini tak Lagi Terima Angpao

Dua Tentara Warga Tionghoa, yang Perempuan Ini tak Lagi Terima Angpao
Riski (kiri) dan Christina bertugas di Rumkital dr Idris Parimpunan Siregar. Mereka akan merayakan Imlek bersama keluarga. Foto: WS Hendro/Jawa Pos

MASIH sedikit warga Tionghoa yang memilih berkarir di dunia militer. Dua dia antaranya adalah Lettu Laut (K) dr Agustinus Riski Wirawan Riadi dan Letda Laut (K/W) dr Christina Widosari.
--------------
Laporan Suryo Eko Prasetyo, Surabaya
-------------
IMLEK merupakan momen untuk berkumpul bersama keluarga besar. Tahun baru umat Tionghoa 2566 yang diperingati Kamis lusa (19/2) itu menjadi tahun keempat Riski, sapaan Agustinus Riski, menyandang status prajurit TNI.

Dia bertugas sebagai perwira urusan Instalasi Gawat Darurat Rumkital (Rumah Sakit Angkatan Laut) dr Idris Parimpunan Siregar, rumah sakit di internal Komando Armada RI Kawasan Timur.

Dokter umum alumnus Universitas Wijaya Kusuma Surabaya itu menggawangi IGD Rumkital dr Idris Parimpunan Siregar yang berada di Detasemen Markas Koarmatim.

Kendati menangani masalah kesehatan, Riski terikat dalam seremonial militer sebagaimana peraturan dinas khas TNI-AL. Misalnya, apel pagi, apel sore, maupun upacara militer lain. Setiap bulan dia mendapat jatah piket jaga di sejumlah rumkital. Sebuah pengabdian yang tidak biasa di kalangan warga Tionghoa.

’’Sejak awal ya kepingin saja menjadi tentara,’’ ucap Riski di ruang tindakan Rumkital dr Idris Parimpunan Siregar kepada Jawa Pos seusai olahraga futsal siang, Selasa lalu (10/2). Sebuah pernyataan spontan yang terasa enteng didengar.

Siang itu dia mengenakan baju olahraga TNI-AL. Dalam kondisi masih berkeringat, anak bungsu di antara empat bersaudara tersebut mengisahkan masa-masa sulit meyakinkan orang tua dan kakaknya kala hendak masuk jalur perwira karir.

Keputusan Riski menuntut ilmu kedokteran termasuk tidak lazim di lingkungan keluarga besarnya. Ayahnya, Slamet Riyadi (Siauw Tjai Sing), dan sang ibu, Rita Wibawati (Liem Gwat Nio), membanting tulang di Nguling, Kabupaten Probolinggo, sebagai pedagang.

Semua kakaknya juga berwiraswasta di berbagai usaha. Alumnus SMA Katolik Mater Dei Probolinggo itu kukuh berkuliah di Surabaya untuk membebaskan diri.

MASIH sedikit warga Tionghoa yang memilih berkarir di dunia militer. Dua dia antaranya adalah Lettu Laut (K) dr Agustinus Riski Wirawan Riadi dan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News