Kisah Italia yang Sedang Berperang Melawan Mafia Sepak Bola

Kisah Italia yang Sedang Berperang Melawan Mafia Sepak Bola
Kisah Italia yang Sedang Berperang Melawan Mafia Sepak Bola

jpnn.com - SEPAK bola Italia sempat diguncang skandal pengaturan skor atau Calciopoli pada 2006 silam. Skandal itu begitu mengejutkan. Bagaimana tidak, klub besar seperti Juventus ternyata ikut terlibat dalam skandal tersebut. Percakapan yang dimulai pada musim 2004–2005 antara dua petinggi Juventus, Luciano Moggi dan Antonio Giraudo, yang berhasil diungkap agensi sepak bola Italia GEA World menjadi awal serangkaian penyelidikan untuk menyingkap hitamnya kondisi sepak bola Italia itu.

Kisah Italia yang Sedang Berperang Melawan Mafia Sepak Bola SASARAN PERJUDIAN: Suasana laga di pentas Serie D yang melibatkan klub Neapolis Mugnano (kostum biru). Klub-klub Serie D kerap jadi sasaran mafia judi bola. (TUTTOSPORT) Dampak pengungkapan kasus tersebut, publik Italia pun geger. Juventus yang ditengarai menjadi aktor utama terdegradasi ke Serie B. Selain dihukum pengurangan 30 poin, dua titel Serie A terakhir klub berjuluk Si Nyonya Tua itu dicabut dan diberikan kepada Inter Milan.

Bukan hanya itu, Moggi pun dihukum tidak boleh berkecimpung di sepak bola seumur hidup. Itu merupakan hukuman terberat yang dijatuhkan FIGC (PSSI-nya Italia). Sebab, pelaku yang lain hanya dihukum larangan berkecimpung lima bulan sampai lima tahun.

Enam tahun berselang, Italia kembali diguncang skandal pengaturan skor lainnya bertajuk Scommessopoli. Walaupun tidak ’’seglamor’’ Calciopoli, skandal tersebut juga melibatkan beberapa nama yang cukup familier di jagat lapangan hijau Italia. Di antaranya, mantan pemain timnas Italia sekaligus kapten Atalanta saat itu, Cristiano Doni. Doni kemudian dihukum 3,5 tahun larangan beraktivitas di sepak bola.

Namun, segala rapor negatif itu tidak membuat pelaku jera. Buktinya, mereka kembali tersandung dalam masalah yang sama. Selasa (19/5) waktu setempat, pihak kepolisian Roma resmi menahan 50 orang karena tersandung dugaan pengaturan skor di kompetisi kasta keempat seperti Serie D serta Lega Pro.

Koran berpengaruh Italia, La Gazzetta dello Sport, merilis ada 13 klub yang ditengarai terlibat dalam pengaturan skor itu. Mereka adalah Pro Patria, Barletta, Brindisi, L’Aquila, Neapolis Mugnano, Torres, Vigor Lamezia, Sant’Arcangelo, Sorrento, Montalto, Puteolana, Akragas, serta San Severo.

Keterlibatan Sorrento tidak mengejutkan. Sebab, klub berjuluk Rossoneri tersebut pernah terkena kasus yang sama pada musim 2011–2012 bersama Juve Stabia. Pengadilan Naples saat itu menghukum mereka dengan pengurangan dua poin ditambah denda EUR 20 ribu (sekitar Rp 293 juta).

Dalam operasi penumpasan dengan sandi ’’Dirty Soccer’’ tersebut, 50 orang yang ditahan itu terdiri atas 27 presiden klub dan manajer tim, 17 pemain, 5 pelatih, serta 1 perwira polisi. Selain itu, sebagaimana dilansir BBC News, 70 orang lainnya diinvestigasi jaksa di wilayah selatan Kota Catanzaro.

SEPAK bola Italia sempat diguncang skandal pengaturan skor atau Calciopoli pada 2006 silam. Skandal itu begitu mengejutkan. Bagaimana tidak, klub

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News