Merasakan Suasana Ramadan di Negeri Aquino (1)

Bertemu Takmir Blue Mosque yang Sekretaris Pembebasan Moro

Merasakan Suasana Ramadan di Negeri Aquino (1)
Agus Mustofa di depan ribuan makam tentara Amerika yang gugur dalam Perang Dunia II di American Cemetery & Memorial di kawasan Taguig City, Manila, Sabtu (20/6). Foto: Agus Mustofa For Jawa Pos

jpnn.com - Pada 19–21 Juni lalu penulis buku seri tasawuf modern Agus Mustofa diundang secara khusus oleh Kedutaan Besar RI di Manila, Filipina, untuk memberikan pengajian. Berikut catatan perjalanan mantan wartawan Jawa Pos itu dari Negeri Aquino.

Laporan Agus Mustofa, Manila, Filipina

SINGAPORE Airlines tujuan Manila (19/6) yang saya tumpangi transit 5 jam di Singapura. Artinya, saya masih butuh waktu sekitar 4 jam lagi untuk sampai di Manila, Filipina. Tak ada pilihan, karena penerbangan lain yang direncanakan oleh KBRI Manila untuk saya ternyata tak menyisakan tempat duduk. Entah kenapa, penerbangan menuju Manila hari itu begitu penuh. Bahkan, pesawat jenis Boeing 777-200 double jet yang saya tumpangi pun sesak oleh penumpang.

Sekitar pukul 11 malam pesawat berkode SQ918 itu mendarat di Ninoy Aquino International Airport, Manila. Di antara kerumunan penjemput terlihat staf KBRI Fuad Helmi beserta dua mahasiswa yang mengacungkan selembar karton bertulisan nama saya.

’’Maaf Pak Agus, terpaksa transit lama di Singapura. Kami tidak bisa memperoleh jadwal yang lebih baik dari SQ karena waktu pemesanan yang sedemikian sempit,’’ ujar staf KBRI asal Medan itu membuka pembicaraan.

Udara Manila menjelang tengah malam terasa hangat. Pada Juni ini, belahan bumi utara memang sedang musim panas. Kami mampir di sebuah rumah makan Indonesia untuk sekadar membasahi tenggorokan yang terasa haus karena puasa di cuaca panas. Sekalian, membeli makanan untuk sahur. Menunya khas Indonesia, resto itu buka semalaman untuk melayani umat Islam makan sahur.

Kami sampai di KBRI dini hari. Pada musim panas seperti saat ini, puasa di Manila sedikit lebih panjang daripada di Indonesia. Waktu subuh sekitar pukul 04.00 dan Magrib pukul 18.30. Semakin ke utara, semakin panjang siangnya. Tepat 21 Juni, matahari sedang berada di titik balik paling utara kawasan ekuator, di lintang 23,5 derajat. Dengan demikian, di kawasan yang jauh lebih ke utara lagi sedang terjadi malam-malam yang terang karena dihadiri matahari.

Sabtu pagi (20/6) saya diajak Fuad untuk berkeliling Metro Manila guna mengunjungi tempat-tempat bersejarah dan sejumlah masjid yang menjadi pusat dakwah Islam di negara yang lebih dari 80 persen warganya beragama Katolik tersebut. Dari Distrik Makati yang menjadi pusat bisnis Metro Manila, kami meluncur ke American Cemetery & Memorial di kawasan Taguig City.

Pada 19–21 Juni lalu penulis buku seri tasawuf modern Agus Mustofa diundang secara khusus oleh Kedutaan Besar RI di Manila, Filipina, untuk

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News