Ini Bahaya Jika Jokowi Gandeng Singapura Bangun E-Government

jpnn.com - JAKARTA - Saat debat calon presiden, Joko Widodo menyatakan membuat program e-government itu mudah. Cukup panggil programmer, dua minggu selesai. Sayangnya, upaya Jokowi tersebut dilakukan melalui kerjasama dengan Singapura dan mengabaikan kemampuan programmer lokal.
"Jika SDM-nya ada kenapa Jokowi harus repot-repot kerjasama dengan Singapura dalam membangun e-government tersebut? Apalagi dalam e-government tersebut mencakup hal-hal yang terkait dengan rahasia negara, tentunyanya sangat berbahaya jika rahasia negara di ketahui oleh asing," kata Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID), Jajat Nurjaman, Sabtu (1/8).
Menurut Jajat, dalam hal ini Jokowi seolah berada dalam posisi tersudut. Di satu sisi Jokowi ingin mewujudkan programnya dalam membangun e-government. Di sisi lain Jokowi kebingungan mempertanggung jawabkan apa yang telah diucapkannya dalam debat capres.
"Mewujudkan program e-government sudah menjadi keharusan bagi Jokowi karena merupakan bagian dari programnya. Namun, mengabaikan kemampuan programmer lokal serta mengambil risiko besar rahasia negara diketahui asing adalah keliru," ujar Jajat. (ysa)
JAKARTA - Saat debat calon presiden, Joko Widodo menyatakan membuat program e-government itu mudah. Cukup panggil programmer, dua minggu selesai.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- LSM dan Mahasiswa Dinilai Berperan Penting sebagai Penyeimbang Kekuasaan
- Generasi Muda Melawan Tekanan Sosial Dalam Drama Musikal Unravelled
- Beban Ekonomi Makin Berat, Masyarakat Rela Mengantre demi Beras Gratis di Kampus UBK
- Permintaan Kerja dari Luar Negeri Capai 1,7 Juta, RI Baru Bisa Serap Sebegini
- Pimpinan Komisi III Minta Polisi Tindak Perusuh Saat May Day di Semarang
- Prabowo Pengin Menghapus Outsourcing, Legislator: Lebih Baik Memperbaiki Regulasi