Hati-hati Ya.. Masih Ada Pedagang Makanan Pakai Boraks

Hati-hati Ya.. Masih Ada Pedagang Makanan Pakai Boraks
Penelitian makanan oleh BPOM. Foto: dok. Jawapos.com/JPNN

SURABAYA –Hati-hati saat membeli makanan berbuka puasa di Ramadan. Pasalnya, tidak semua makanan higienis dan sehat untuk tubuh. Itu terbukti ketika Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Surabaya melakukan sidak di sentra takjil Masjid Al Akbar. Hasilnya, masih ditemukan boraks di beberapa makanan.

Sidak yang juga diikuti Badan Ketahanan Pangan Jatim, Badan Lingkungan Hidup Jatim, Dinkes Jatim, dan pengurus Masjid Al Akbar itu dilakukan kemarin. Pukul 15.15 pengambilan sampel makanan di beberapa stan dimulai. Sayang, ada beberapa stan makanan yang belum buka.

Sampel yang dikumpulkan petugas kemudian dibawa ke mobil laboratorium. Di sana petugas melakukan uji sampel secara cepat. Untuk uji cepat itu, petugas BBPOM di Surabaya menggunakan metode rapid test.

Pukul 17.30 hasil seluruh sampel diketahui. ''Dari 25 sampel yang diambil, tiga di antaranya mengandung boraks,'' tutur Kepala BBPOM di Surabaya I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa. Mi, rambak, dan kerupuk merupakan tiga makanan yang terindikasi menggunakan boraks.

Untuk memastikan lebih lanjut, BBPOM membawa sampel itu ke laboratorium pengujian di kantor BBPOM. Tujuannya, pengujian lebih lanjut.
Jika memang benar mengandung bahan berbahaya, petugas menindaklanjuti pembelian boraks. Harapannya bisa menelusuri asal bahan berbahaya tersebut.

''Sehingga bisa melakukan pemberantasan sejak hulu,'' katanya.

Bagus menjelaskan, BBPOM memiliki data beberapa makanan yang berisiko. Data itu berdasar cacatan dari tahun sebelumnya. Bahan kimia yang biasa digunakan selain boraks adalah formalin serta rhodamin B yang digunakan untuk pewarna tekstil dan kertas. Karena itu, warna, tekstur, dan bau bisa menjadi indikasi awal.

''Kami melakukan sidak tidak hanya saat Ramadan,'' jelas pria asli Bali itu.

Bagus menjelaskan bahwa hampir setiap minggu instansinya melakukan sidak. Langkah tersebut dilangsungkan di seluruh kota di Jawa Timur. Tentu sebelumnya dilakukan investigasi.

Khusus Ramadan, BBPOM memberikan perhatian khusus kepada beberapa jenis sampel makanan. Misalnya, parsel. Untuk makanan berkemasan, label dan tanggal kedaluwarsa perlu diperhatikan.

''Pada label harus ada komposisi dan harus menggunakan bahasa Indonesia,'' paparnya. Bahkan, pihaknya juga mengawasi beberapa produsen dan distributor makanan. (lyn/c15/end/flo/jpnn)

 



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News