Bawa Preman Tetap Dipalak, Hantu Pocong Diserang

Bawa Preman Tetap Dipalak, Hantu Pocong Diserang
TERGENANG: Agus duduk termenung melihat area pasar malamnya yang tergenang air setelah hujan lebat Minggu (9/10) kemarin. Foto: Lalu Mohammad/Lombok Post/JPNN.com

jpnn.com - MEREKA perantau dari Pulau Jawa, secara berombongan. Mencari nafkah hingga pelosok-pelosok desa seantero Nusantara. Kerap dipuja, tapi tak jarang acaranya diporak-poranda para perusuh. Berikut kisahnya.

LALU MOHAMMAD ZAENUDIN, Mataram

HUJAN baru saja berlalu. Dingin membekap kawasan lingkar utara Kota Mataram. 

Separuh langit masih gelap. Meski di sudut lain, matahari sudah benderang menyinari tanah Mataram.

Tak seperti gairah warna-warni dan corak motif dinding pembatas arena. Tempat itu terlihat kuyu. 

Umbul-umbul terlihat lunglai tak ada angin  yang menerpa. Tetapi beberapa pria bertato, bertubuh kekar, gemuk dan berkulit gosong, keluar masuk arena. 

Selang-selang menjuntai panjang. Mengular hingga ke luar panggung.

Celana pria-pria bertato itu basah. Ditambah bercak lumpur dari pinggang hingga ujung celana. 

MEREKA perantau dari Pulau Jawa, secara berombongan. Mencari nafkah hingga pelosok-pelosok desa seantero Nusantara. Kerap dipuja, tapi tak jarang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News