100 ribu Ton Beras Kamboja Masuk Indonesia

100 ribu Ton Beras Kamboja Masuk Indonesia
100 ribu Ton Beras Kamboja Masuk Indonesia
Kesepakatan tersebut merupakan payung hukum yang nantinya akan dieksekusi oleh Bulog sebagai penyangga komoditi strategis beras. Gita menambahkan, langkah yang ditempuh ini untuk mengantisipasi lantaran produksi beras nasional semakin tahun semakin menurun antara 2 juta ton hingga 3 juta ton.

Faktor yang menyebabkan turunnya produksi beras setiap tahunnya lantaran faktor cuaca dan perubahan iklim. Selain itu, Indonesia masih menjadi pengkonsumsi beras terbesar di dunia. "Karena itu untuk stabilitas harga dan cadangan, terpaksa kita harus impor untuk kekurangannya," imbuhnya.

Meski begitu, Gita berjanji tidak akan begitu saja memanfaatkan instrumen impor. Kemendag akan terus berupaya memprioritaskan swasembada pangan. Bahkan jika jalan terakhirnya harus menempuh impor, maka Indonesia akan mengimpor dari negara yang memberikan penawaran murah dengan kualitas beras yang cukup baik. "Nah, penandatangnan kerjasama dengan Kamboja dan negara lain agar kita punya alternative impor," kata Gita.

Meski begitu, Gita optimistis target surplus beras nasional 10 juta ton pada 2014 bisa terpenuhi. Salah satu langkah konkret untuk memenuhi target tersebut adalah dengan mengurangi konsumsi beras dengan diversikasi pangan sejenis lainnya. Data Kementerian Perdagangan menyebutkan konsumsi beras Indonesia adalah 140 kg per orang per tahun. Itu jauh di atas angka-angka konsumsi beras di Vietnam, Thailand, dan Malaysia yang hanya berkisar 65-70 kg.

JAKARTA - Dengan alasan untuk berjaga-jaga jumlah stok beras, Mendag Gita Wirjawan baru saja menandatangani nota kesepahaman beras dengan negara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News