14 Proyek Kurangi Defisit Gas, Nilai Investasi Rp 432 T

14 Proyek Kurangi Defisit Gas, Nilai Investasi Rp 432 T
Ilustrasi industri migas

Ada pula proyek IDD yang dikembangkan Chevron dengan produksi gas 1.000 MMSCFD atau sekitar enam juta ton per tahun LNG.

”’Ini juga kami optimistis karena prefeed-nya sudah hampir kelar,’’ kata Sukandar.

Rencananya, Lapangan Gendalo memproduksi gas pada kuartal keempat 2022 dan Lapangan Gehem beroperasi pada kuartal kedua 2023.

’’Ketiga, yang paling besar Blok Masela bisa menambah 9,5 juta ton. Kami lagi selesaikan prefeed dengan Inpex. Oktober selesai,’’ jelas mantan direktur utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk tersebut.

SKK Migas menargetkan bisa memberikan persetujuan PoD (plan of development) proyek dengan dana investasi USD 15 miliar tersebut akhir tahun ini.

Proyek keempat, Jambaran Tiung Biru, dioperatori Pertamina EP Cepu. Proyek yang menelan dana investasi USD 1,55 miliar itu bakal memproduksi gas 190 MMSCFD pada 2020.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi, Indonesia mengalami defisit gas 100–1.000 MMSCFD berdasar skenario kedua dan ketiga neraca gas Indonesia 2018–2027.

’’Kami tak lantas akan impor gas pada tahun tersebut. Sebab, kami masih memiliki proyek pengembangan gas untuk menambah pasokan gas domestik,’’ kata Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar. (vir/c14/fal)


Pemerintah mengembangkan 14 proyek lapangan gas dengan nilai investasi lebih dari USD 30 miliar atau Rp 432 triliun (USD Rp 14.400).


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News