17 RPP tentang ASN Masuk Harmonisasi di Kemkumham

jpnn.com - JAKARTA--Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Azwar Abubakar mengatakan, saat ini sebanyak 17 Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) sebagai jabaran atas Undang-Undang No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) sedang dalam proses harmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM.
Diharapkan dalam waktu dekat RPP dimaksud bisa difinalisasi dan segera ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sebelum berakhirnya Kabinet Indonesia Bersatu II.
"Dengan ditandatanganinya PP tersebut, maka implementasi sistem merit manajemen SDM aparatur bisa direalisasikan lebih baik," ujar Azwar dalam keterangan persnya, Kamis (21/8).
Dia mencontohkan, kalau dulu ada pejabat eselon dua yang promosi, tidak lama lagi eselon tiganya akan banyak yang ganti.
“Sekarang tidak bisa begitu saja, karena untuk melalui promosi terbuka dan yang pesertanya bisa berasal dari daerah lain,” sergahnya.
Selain itu untuk mengisi jabatan pimpinan tinggi yang saat ini dikenal dengan istilah pejabat eselon I dan II, juga harus dilakukan dengan sistem promosi terbuka. Bahkan, untuk beberapa jabatan bisa diisi dari swasta, kalau Presiden menghendaki.
Dalam hal ini, sebenarnya sudah ada jabatan pimpinan tinggi yang bukan dari PNS, misalnya Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
“Ke depan, kalau Presiden mau bisa saja membuka kesempatan untuk mengisi jabatan lain, misalnya Dirjen Migas,” imbuh Azwar.
JAKARTA--Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Azwar Abubakar mengatakan, saat ini sebanyak 17 Rancangan Peraturan
- Resmikan Masjid Jakarta Garden City, Gubernur Pramono Berpesan Begini
- Kepala BKN Sebut 1.967 CPNS 2024 yang Mundur Aslinya Tidak Lulus
- BSMI Peringatkan Dunia Internasional, Jalur Gaza Masih Belum Aman
- Kemenag Dorong Transformasi Ekonomi Pesantren Melalui Inkubasi Wakaf Produktif
- Adinkes Dorong Pemanfaatan Dana Desa untuk Penuntasan Stunting
- Biaya Haji Indonesia Lebih Mahal dari Malaysia