2 Catatan Penting Pakar Beton terkait Runtuhnya Atap RSAL

2 Catatan Penting Pakar Beton terkait Runtuhnya Atap RSAL
Atap ruang inap pavilliun 7 RSAL dr Ramelan Surabaya runtuh, Minggu (18/3/2018). FOTO: Dipta Wahyu/Jawa Pos

Padahal, pemasangan baja ringan perlu kecermatan yang tinggi. Perlu tenaga terampil yang memiliki bekal khusus dari produsen baja ringan tersebut.

’’Satu baut saja mbeleset, efeknya domino. Roboh semuanya,’’ jelas alumnus SMAN 5 Surabaya itu.

Jika ada satu baut saja yang tidak pas, harus dibuat lubang baru. Jika dipaksakan, baja ringan bisa bengkok.

Efeknya mungkin tidak terlihat dalam satu atau dua hari. Bisa jadi tiga bulan baru dirasakan. Misalnya, kasus di RSAL dr Ramelan.

Apalagi, saat ini banyak produsen nakal yang memasarkan baja ringan yang tipis. Menurut dia, ketebalan baja ringan harus di atas 0,75 milimeter.

Namun, di pasaran banyak ditemukan baja ringan dengan ketebalan 0,6–0,5 milimeter. Gedung rumah sakit, kata dia, harus menggunakan baja biasa.

’’Jangan asumsikan baja biasa mahal. Ia awet dan aman. Lihat saja gedung-gedung lama Unair atau SMA 6. Kalau tidak pakai kayu jati, pasti pakai baja. Sekarang bagaimana? Masih kukuh,’’ jelas mantan kepala Pusat Studi Bencana ITS itu.

Agar tidak kembali terjadi, dia meminta pemerintah segera menertibkan produsen baja ringan yang melanggar aturan. Jika tidak, kejadian serupa bakal terus terulang. (sal/c15/eko)

Begitu mendengar atap gedung di RSAL dr Ramelan runtuh, Mudji Irawan langsung bilang: gini lagi, gini lagi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News