2 Kendala Utama Industri Manufaktur

2 Kendala Utama Industri Manufaktur
Ilustrasi perajin mebel. Foto: Suryanto/Radar Surabaya/JPNN

”Sudah saatnya kualitas SDM ditingkatkan agar mampu menghasilkan produk yang kompetitif,” ungkapnya.

Salah satu caranya, memanfaatkan balai latihan kerja (BLK).

Di tempat yang sama, Ketua Asosiasi Persepatuan Jatim Winyoto Gunawan menjelaskan bahwa tingginya UMR membuat industri padat karya seperti alas kaki stagnan.

Saat ini ada sekitar 50 pabrik sepatu yang mempunyai sedikitnya 100 ribu tenaga kerja. Sebagian besar pabrik itu berada di area ring satu Jatim.

Yakni, Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, dan Pasuruan. Otomatis, UMR-nya tinggi.

Selain sepatu, pabrik mebel mengalami kesulitan untuk tumbuh. Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Jatim Nur Cahyudi mengungkapkan, kinerja ekspor mebel pada triwulan pertama ini turun sekitar 26 persen.

Penyebabnya, masyarakat lebih memilih mebel buatan Vietnam yang harganya lebih murah.

”Daya saing mebel Vietnam bagus karena mendapat support dari pemerintahnya,” ujarnya.

Banyak kendala yang menghambat perkembangan industri manufaktur. Dua di antaranya adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) dan upah minimum regional (UMR).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News