2 Langkah Mengatasi Polusi Udara yang Terjadi di Sejumlah Daerah

2 Langkah Mengatasi Polusi Udara yang Terjadi di Sejumlah Daerah
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menjelaskan secara sains tentang fenomena polusi udara di Gedung BJ Habibie, Jakarta, Selasa (5/9/2023). (ANTARA/Sugiharto Purnama)

jpnn.com - JAKARTA - Pemerintah menyiapkan dua langkah untuk mengatasi polusi udara yang terjadi setiap tahun.

Menurut Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko langkah pertama dengan membuat hujan buatan.

Langkah tersebut diambil mengingat polusi udara yang menyelimuti berbagai kota belakangan ini adalah siklus alam yang terjadi setiap tahun akibat musim kemarau.

"Polusi udara saat ini adalah siklus alam karena kekeringan, sehingga partikel polutan berterbangan," ujar Handoko dalam pernyataan yang dikutip di Jakarta, Rabu (6/9).

Handoko menuturkan musim kemarau membuat suhu udara lebih panas dan daratan menjadi kering.

Kondisi itu menghasilkan listrik statis yang membuat polutan lebih lama mengambang di udara dan tidak bisa turun ke tanah.

Polutan hanya bisa luruh melalui bantuan air hujan.

Karena itu, cara generik yang dapat dilakukan saat ini adalah menciptakan hujan buatan melalui teknologi modifikasi cuaca.

"Polutan tidak bisa turun dan yang bisa menurunkan polutan itu hanya hujan."

"Makanya kami membasahi dengan teknologi modifikasi cuaca, itu jalan pintas," ucapnya.

Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa teknologi modifikasi cuaca harus dilakukan secara bijak dan hati-hati.

Karena operasi itu bagian dari intervensi terhadap alam.

BRIN menggelar operasi teknologi modifikasi cuaca itu berdasarkan instruksi BNPB, Kementerian LHK, dan pemerintah provinsi.

"Teknologi modifikasi cuaca tidak ada dampak terhadap lingkungan."

Pemerintah menyiapkan dua langkah utama untuk mengatasi polusi udara yang terjadi di berbagai daerah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News