20 Ribu Sipil Tewas dalam 'Perang Final' di Srilanka

20 Ribu Sipil Tewas dalam 'Perang Final' di Srilanka
PENGUNGSI - Sekelompok warga Tamil Srilanka tampak berdiri di balik pagar kawat berduri, beberapa hari lalu, di kawasan kamp pengungsi Manik Farm yang total menampung sekitar 220 ribu pengungsi di pinggiran kota Vavuniya, di sebelah utara negeri itu. Foto: Reuters/David Gray.
KOLOMBO - Lebih dari 20 ribu warga sipil, khususnya dari etnis Tamil, dilaporkan telah terbunuh dalam rangkaian 'peperangan' antara pasukan militer pemerintah versus kelompok pemberontak Macan Tamil Eelam (LTTE). Jumlah warga yang tewas itu, seperti diberitakan The Times dan dikutip Reuters, khususnya tercatat dalam beberapa pekan terakhir operasi represif militer terhadap LTTE.

Pihak berwenang Srilanka sendiri, usai rangkaian operasi yang diklaim sudah dimenangkan pemerintah itu, mengaku telah berhenti menggunakan persenjataan berat sejak 27 April lalu. Mereka menghentikannya terutama di kawasan bebas-kontak senjata yang menjadi sorotan dunia, di mana sekitar 100 ribu warga Tamil berlindung. Banyaknya korban sipil yang jatuh, justru disebutkan sebagai kesalahan kaum pemberontak yang bersembunyi di tengah warga.

Mengutip beberapa dokumen rahasia PBB, The Times melaporkan bahwa jumlah warga sipil yang tewas di daerah bebas-kontak senjata itu, terutama tercatat sejak akhir April. Angka estimasinya adalah sekitar 1.000 orang tewas setiap harinya, terhitung hingga 19 Mei lalu, di mana Vellupillai Prabhakaran, pemimpin LTTE, diberitakan telah tewas.

"Jumlah totalnya (warga sipil yang tewas) diperkirakan bisa mencapai lebih dari 20 ribu orang," tulis suratkabar tersebut.

KOLOMBO - Lebih dari 20 ribu warga sipil, khususnya dari etnis Tamil, dilaporkan telah terbunuh dalam rangkaian 'peperangan' antara pasukan militer

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News