20 Tahun Reformasi di Mata Pelaku Sejarah 1998

20 Tahun Reformasi di Mata Pelaku Sejarah 1998
20 Tahun Reformasi di Mata Pelaku Sejarah 1998

Sekarang kalau bicara mengenai infrastruktur, sebenarnya saat ini eranya mirip dengan era pada masa Soeharto yang dikenal sebagai Bapak Pembangunan, dimana era sekarang ini juga banyak sekali dilakukan pembangunan infrastruktur.

Bedanya, pada era Soeharto pembangunan dilakukan tanpa memperhatikan prinsip tata kelola yang baik dan proyek ini dilakukan oleh si A yang merupakan kroni Soeharto atau pembangunan ini dilakukan semata-mata untuk kepentingan si B.

Saat ini eranya sudah berubah, tidak lagi semudah itu penguasa melakukan abuse of power. Segala sesuatunya sekarang harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip tata kelola.

Proyek seperti MRT misalnya itu dilakukan dengan prinsip kehati-hatian dan keterbukaan dan ini dimungkinkan karena ekosistemnya sudah berubah berkat reformasi.

Lia Nathalia, Aktivis Forum Kota (Forkot)

20 Tahun Reformasi di Mata Pelaku Sejarah 1998 Photo: Lia Nathalia, aktifis Forum Kota (FORKOT) dari Universitas Kertanegara Jakarta (Supplied: Lia Nathalia)

Seperti apa kehidupan Anda sebagai mahasiswi 20 tahun lalu?

Situasinya ketika itu tidak sebebas sekarang, bayangkan rezim Soeharto bisa menangkap orang tanpa bukti. Kalau ditangkap pasti hilang dan saat itu banyak terjadi penculikan aktivis. Kami melakukan rapat sembunyi-sembunyi dan harus steril. Peserta rapat tidak boleh mencatat apapun yang dibahas dalam rapat itu, tidak boleh mencatat nomor kontak teman. Ini dilakukan untuk mengantisipasi penyusup.

Lantas apa yang menjadi tugas Anda?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News