2009, KPR Nonsubsidi Terancam Seret

2009, KPR Nonsubsidi Terancam Seret
2009, KPR Nonsubsidi Terancam Seret
JAKARTA - Kapitalisasi sektor properti diperkirakan mampu mencapai target Rp 120 triliun tahun ini. Namun, tahun depan kapitalisasi sektor ini bisa terganggu jika likuiditas perbankan seret. Terutama dalam pembiayaan properti dengan harga di atas Rp 150 juta per unit.

Ketua Umum DPP Real Estat Indonesia (REI), Teguh Satria mengatakan, pembiayaan untuk properti non subsidi menengah ke bawah atau di kisaran harga Rp 150-500 juta per unit, dan menengah (Rp 500 juta-1 miliar per unit) mulai kesulitan mendapatkan dana perbankan. "Sekitar 95 persen properti menengah bawah dan 70 persen properti menengah dibiayai KPR," ujarnya.

Teguh yakin bila pemerintah membantu, segmen ini tahun depan akan tetap aman. Dia juga meminta pemerintah memberikan kelonggaran bagi Warga Negara Asing (WNA) untuk membeli properti di Indonesia. Sejauh ini, Teguh menilai aturan hak pakai bagi WNA menyebabkan properti Indonesia kurang kompetitif dibanding negara lain."WNA seharusnya mendapatkan izin tinggal dan hak milik properti seperti di Malaysia dan Dubai," tukasnya.

Meski menghadapi ancaman ketatnya likuiditas perbankan, kinerja industri properti diperkirakan tetap stabil hingga akhir 2008. Pada 2007 lalu total kapitalisasi sektor properti berkisar di angka Rp 100 triliun. Tapi, Teguh belum berani membuat prediksi untuk 2009 karena banyak faktor internal dan eksternal yang bisa mempengaruhi daya beli. "Tahun ini, meski dihadang krisis finansial global, saya prediksi target Rp 120 triliun masih bisa tercapai," ungkapnya. (wir/bas)

JAKARTA - Kapitalisasi sektor properti diperkirakan mampu mencapai target Rp 120 triliun tahun ini. Namun, tahun depan kapitalisasi sektor ini bisa


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News