#2019GantiPresiden seperti Buah Simalakama bagi Petahana

#2019GantiPresiden seperti Buah Simalakama bagi Petahana
Para penjual atribut #2019GantiPresiden di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (6/5). Foto: Fathan Sinaga/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ujang Komarudin menilai, gerakan #2019GantiPresiden merupakan gerakan yang bisa saja menggerus elektabilitas pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.

Karena jika dibiarkan, gerakan yang kelahirannya diinisiasi petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera itu bisa terus membesar.

"Makanya, tidak heran jika muncul gerakan penolakan terhadap deklarasi #2019GantiPresiden, seperti di Surabaya, Pekanbaru, dan Bangka Belitung," ujar Ujang kepada JPNN, Senin (27/8).

Pengajar di Universitas Al Azhar Indonesia ini juga menilai, kubu petahana terkesan mulai gerah dengan gerakan #2019GantiPresiden tersebut.

Hanya saja, Ujang belum berani menyimpulkan apakah gerakan penolakan deklarasi #2019GantiPresiden yang terjadi di beberapa daerah, murni gerakan masyarakat atau digerakkan oleh kubu petahana.

BACA JUGA: Gerindra: Pengadangan Neno Warisman Menggelikan!

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini hanya memprediksi, kubu petahana berada dalam dilema menghadapi aktivis-aktivis deklarasi #2019GantiPresiden.

"Jika dibiarkan akan membesar dan jika ditolak memperburuk citra petahana. Tapi memang sangat jelas terlihat, deklarasi #2019GantiPresiden akan menggerus popularitas dan elektabilitas Jokowi," pungkas Ujang.(gir/jpnn)


Pengamat politik Ujang Komarudin menilai, gerakan #2019GantiPresiden sudah pasti akan menggerus elektabilitas Jokowi - Ma'ruf.


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News