3 Alasan Sri Mulyani soal Utang Pemerintah yang Menggunung

3 Alasan Sri Mulyani soal Utang Pemerintah yang Menggunung
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan asalan pemerintah mengambil pinjaman dari berbagai pihak. Foto: Ricardo/jpnn.com

Di sisi lain, pemerintah justru harus menopang kebutuhan masyarakat yang mengalami ancaman kesehatan hingga terkena PHK melalui belanja negara.

Hal itu yang melatarbelakangi pemerintah untuk melebarkan defisit dari yang tadinya maksimal tiga persen dari PDB, kemudian diperbolehkan di atas tiga persen seiring adanya UU Nomor 2 Tahun 2020.

“Makanya kami mengatakan defisit kita bisa di atas tiga persen dan ini masih di bawah 60 persen total dari utang negara yang diperbolehkan UU keuangan negara,” ujar Sri Mulyani.

2. Utang pemerintah untuk fasilitas kesehatan

Sri Mulyani juga menuturkan utang pemerintah digunakan salah satunya untuk kapasitas fasilitas kesehatan termasuk rumah sakit, pembuatan tempat isolasi, penyediaan PCR, APD, ventilator serta vaksin.

Terlebih lagi, masyarakat terkena Covid19 yang harus rawat inap di rumah sakit pun ditanggung biayanya oleh pemerintah hingga anggarannya mencapai sekitar Rp 220 triliun.

Tak hanya itu, pemerintah turut menyediakan bantalan sosial berupa Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan sembako, bantuan langsung tunai, bantuan bagi pelaku UMKM, KUR, dan lainnya.

“Ini tujuannya agar space masyarakat membesar, bantalan makin kuat tapi ada biayanya. Biayanya itu lah APBN, defisitnya naik dari tadinya kita ingin 1,76 persen melonjak jadi 6,1 persen kemudian 2021 sudah turun lagi,” jelasnya.

3. Sri Mulyani yakin ekonomi segera pulih

Menteri Keuangan Terbaik 2020 versi Global Markets itu menilai seiring pemulihan ekonomi yang terus menguat, maka utang menjadi semakin rendah.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan asalan pemerintah mengambil pinjaman dari berbagai pihak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News