3 Tantangan Utama dalam Memajukan Hak Difabel

3 Tantangan Utama dalam Memajukan Hak Difabel
Komisioner Komisi Nasional Disabilitas (KND) Sunarman Sukamto (kiri), Jubir Milenial PKB Didiet Fitrah (tengah), dan Pendiri Outsider Art Shop Jakarta Timotius Toto Suwarsito saat mengikuti diskusi Panggung Inspirator Muda Saatnya Beraksi yang digelar DPP PKB di Jakarta, Kamis (19/1). Diskusi mengambil tema 'Sudah Saatnya Difable Menjadi Warga Kelas Satu. Foto: Ricardo/JPNN

"Dengan konsep baru ini, kerangka hukum di Indonesia tidak lagi menganggap penyandang disabilitas sebagai individu yang sakit dan tidak mampu," imbuh Sunarman.

Sementara itu, pendiri Outsider Art Shop Jakarta, yang memberdayakan difabel dan autis melalui media seni, Timotius Toto Suwarsito mengapresiasi diskusi yang diadakan DPP PKB.

Menurutnya, PKB menjadi partai pertama yang memiliki kepedulian terhadap kaum disabilitas.

"Kesabaran serta strategi menjadi kunci keberhasilan dalam mendidik anak luar biasa tersebut," ujarnya.

Guru melukis khusus anak-anak penyandang autisme dan difabel itu beruntung sudah menemukan metode manjur untuk mengenal potensi yang ada dalam diri murid-muridnya.

"Dari keahlian itu saya kasih pekerjaan mereka untuk membuat karya seni. Sambil saya lihat di mana dia paling terasa sangat ringan, sangat bahagia bisa menyelesaikannya dengan sangat bagus," katanya.

Sementara itu, Jubir Milienial PKB Didiet Fitrah mejelaskan bahwa diskusi ini merupakan inisiasi Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin dalam gerakan #saatnyaberaksi.

"Gerakan ini dilucurkan sebagai upaya memberikan ruang kepada anak muda, orang-orang inspiratif, dan local hero yang telah memberikan tenaga dan pikiran untuk kemanusiaan bersama PKB memastikan Indonesia yang lebih terbuka kepada rakyat.

PKB menggelar diskusi tentang difabel. PKB memberikan ruang bagi semua kalangan untuk sama-sama berkreasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News