30 Aliran Sesat Diawasi

30 Aliran Sesat Diawasi
30 Aliran Sesat Diawasi
Sedangkan, Ketua Majelis Tinggi Kerapatan Adat Alam Minangkabau (MTKAAM), Irfianda Abidin justru menilai tidak konsistennya kepala daerah dalam memberantas maksiat. Bahkan, ada kepala daerah yang terang-terangan berbuat musrik, yang bertentangan dengan agama Islam.

"Saya dengar ada pula kepala daerah yang memanggil pawang hujan untuk melangsung acaranya, ini sudah perbuatan musrik ini. Ini seharusnya diingatkan, karena dampaknya adalah bencana akan datang,"sebut Irfianda.

Sedangkan, Bachtiar dari Wakil Ketua Majelis Pengurus Wilayah Muhammadiyah mengimbau agar umat Islam itu bersatu. Tidak terpecah-pecah dalam kelompok kemudian terbenglenggu dengan kelompoknya tersebut. Sehingga ketika terjadi masalah, Islam tidak satu suara."Sekarang ini Islam sudah tidak satu lagi. Terpecah-pecah dalam kelompok-kelompok, hendaknya umat Islam harus bersatu,"ujarnya.

Ketua Majelis Mujahidin Kota Bukittingi, Abu Zakir mengaku akan tetap melakukan pembersihan maksiat di Kota Bukittinggi. Meski saat ini tidak mendapatkan dukungan dari Pemerintah Kota Bukittinggi. Menurutnya, maksiat terbanyak terjadi di Kota Bukittinggi."Maksiat itu paling banyak terjadi di Kota Bukittingi, kami akan tetap bergerak, meski sering mendapatkan intimidasi dari Pemuda Pancasila, serta tidak diterima lagi oleh Pemko Bukittinggi,"ujarnya.

PADANG--Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) Provinsi Sumbar, awasi sebanyak 30 aliran sesat yang  ada di Sumbar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News