300 Pengusaha Belgia Serbu Investasi di Indonesia

300 Pengusaha Belgia Serbu Investasi di Indonesia
Putri Astrid saat bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka. Foto: setkab.go.id

jpnn.com - JAKARTA--Belgia berkomitmen meningkatkan investasi di Indonesia, termasuk untuk sektor industri. Ini dibuktikan dengan kunjungan Putri Astrid dari Kerajaan Belgia. Kunjungan dalam rangka misi ekonomi Belgia ke Indonesia ini, Putri Astrid membawa sekitar 300 pengusaha dari 127 perusahaan. Ini adalah kunjungan delegasi bisnis terbesar yang pernah dibawa Belgia.

Hubungan ekonomi bilateral pada 2015, menunjukkan angka perdagangan antara Indonesia dengan Belgia mencapai USD 1,67 miliar. Sementara, angka investasi sebesar USD 7 juta. Peningkatkan investasi industri Belgia di Indonesia ditandai peresmian pabrik baru PT Eternit Gresik dan perluasan pabrik PT Bekaert Indonesia di Karawang, Jawa Barat.

“Pemerintah Indonesia memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kerajaan Belgia serta para pengusahanya yang terus mendukung pengembangan industri di Indonesia,” kata Sekjen Kemenperin Syarif Hidayat dalam keterangan persnya, Sabtu (19/3).

Syarif menyampaikan, PT Eternit Gresik telah memulai proses produksi papan fiber semen sejak Januari 2016.‎ Perusahaan yang bernaung di bawah Etex Group Belgia ini menerapkan teknologi generasi terbaru asal Eropa dari awal proses produksi hingga finishing-nya.

“Pabrik di Karawang ini adalah yang terbesar dan lini produksinya termutakhir yang pernah dipasang oleh Etex di dunia,” ujar Syarif.

Bahkan, tambahnya, di pabrik ini juga menetapkan standar kualitas terbaru untuk produk papan bangunan. Di samping memperkenalkan produk-produk baru untuk aplikasi seperti proteksi kebakaran pasif dan dinding luar (cladding) eksterior yang tahan lama‎

Investasi pembangunan pabrik di Karawang ini mencapai USD 60-65 juta dengan luas lahan sebesar 12 hektare. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi sebanyak 22 juta meter kubik papan semen berserat rata dengan merek Kalsi, yang diaplikasikan untuk plafon, partisi, dinding luar, listplank dan lantai. 

Sebanyak 60 persen produksi dari pabrik Karawang dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan wilayah Indonesia bagian barat dan sisanya diekspor ke negara-negara Asia Tenggara dan Australia. Sedangkan, produksi pabrik di Gresik digunakan untuk memenuhi kebutuhan wilayah Indonesia bagian timur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News