31 Pekerja Ditembak Mati, Neta: Jokowi Harus Minta Maaf

31 Pekerja Ditembak Mati, Neta: Jokowi Harus Minta Maaf
Ketua Presidium IPW Neta S Pane. Foto: dokumen JPNN.Com

Melihat apa yang terjadi di Yigi, kata Neta, itu adalah sebuah pembantaian paling keji yang pernah terjadi di Papua. Dia menegaskan, itu merupakan kado hitam akhir 2018 kepada Polda Papua sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam bidang keamanan di provinsi paling timur Indonesia. Menurutnya, kasus pembantaian di Yigi ini juga menjadi kado hitam bagi rakyat Papua dan Bangsa Indonesia.

"Kasus pembantaian 31 pekerja ini sebuah gambaran betapa lemah dan tak berdayanya Kapolda Papua dalam membuat dan menerapkan strategi keamanan bagi masyarakat di daerah itu hingga bisa terjadi pembantaian massal," katanya.

Ironisnya, lanjut Neta, aksi penyerangan tiga hari berturut turut itu terbiarkan. Sabtu (1/12) dan Minggu (2/12) kelompok bersenjata membantai pekerja. Lalu Senin (3/12), kelompok itu menyerang Pos Yonif 756/Yalet dan membunuh satu anggota TNI. "Di mana intelijen Polda hingga kelompok itu bisa bebas selama tiga hari melakukan pembantaian?" tanya Neta.

Melihat kenyataan ini, kata Neta, strategi dan kinerja Kapolda Papua patut dipertanyakan. Apalagi, lanjut dia, jika mengingat di era kapolda-kapolda sebelumnya kasus pembantaian seperti ini tidak pernah terjadi.

IPW berharap kasus ini segera diungkap dan pelakunya harus segera ditangkap untuk diproses hukum. IPW juga berharap, Presiden Jokowi tidak sekadar menggagas proyek ambisius Trans Papua tapi juga bisa menjamin nasib para pekerjanya hingga tidak dibantai secara sadis seperti di Yigi.(boy/jpnn)


IPW juga mendesak Polda Papua segera menjelaskan secara transparan, apa yang sesungguhnya terjadi di Distrik Yigi, kenapa 31 pekerja bisa tertembak.


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News