4 Kiat Berolahraga di Lingkungan Berpolusi

4 Kiat Berolahraga di Lingkungan Berpolusi
Berolahraga. Foto: Pixabay

jpnn.com - Peran olahraga dalam menjaga tubuh sehat dan bugar sangat besar. Tak perlu bayar mahal di gym, lari atau joging juga menyehatkan.

Namun dengan tingkat polusi udara Jakarta yang tinggi, amankah berolahraga di luar ruangan? Tenang, ada kiatnya.

Sejak 25 Juni 2019, AirVisual menunjukkan air quality index (AQI) Jakarta berada diangka 168, masuk ke dalam kategori tidak sehat. Sebelum pukul 10.00 WIB di tanggal yang sama, AQI Jakarta bahkan sempat berada di angka 216.

Bahkan pada Jumat lalu (26/7), Jakarta menduduki peringkat pertama sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Kalau sudah begini, warga Jakarta pun ketar-ketir akan dampaknya pada kesehatan paru-paru. Mau berolahraga di luar ruangan pun harus berpikir ulang puluhan kali.

Polusi udara di luar ruangan bisa dari berbagai sumber, meliputi:

  • Lalu lintas kendaraan bermotor
  • Serbuk sari dari bunga, pohon, dan semak
  • Debu yang diterbangkan angin
  • Pembakaran kayu atau sampah
  • Konstruksi bangunan
  • Industri agrikultur
  • Pembangkit listrik

Meskipun aktivitas aerobik adalah salah satu kunci penting hidup sehat, tetapi polusi udara dan olahraga malah bisa jadi kombinasi tidak sehat.

Apalagi jika Anda punya asma, diabetes, atau kondisi paru-paru atau jantung. Anak-anak, lansia, dan orang-orang yang bekerja atau berolahraga di luar ruangan lebih rentan terhadap efek buruk dari polusi udara.

Dilansir dari Telegraph, menurut tim peneliti dari Imperial College London, Inggris, polusi udara di perkotaan menjadi penghalang efek positif olahraga terhadap paru-paru dan jantung yang didapat dari olahraga. Ya, dengan kata lain olahraga yang dilakukan sia-sia. Bahkan, ada efek sampingnya.

Sejak 25 Juni 2019, AirVisual menunjukkan air quality index (AQI) Jakarta berada diangka 168, masuk ke dalam kategori tidak sehat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News