40 Hari Alex

Oleh Dahlan Iskan

40 Hari Alex
Dahlan Iskan bersama Hanna Asti Tanuseputra dan Pendeta Yusak Hadisiswantoro. Foto: disway.id

Meski begitu Alex tidak mau mendirikan gereja sendiri. Juga tidak mau pindah ke gereja lain.

Tidak pula mau mengajak sebagian anggota Gereja Bethany untuk memihak padanya. Alex sangat mencintai Bethany dan umatnya.

Pun ketika sudah tersingkir dari situ. Kebesaran Alex adalah kebesaran Bethany. Kebesaran Bethany adalah kebesaran Alex.

Alex, menurut orang terdekatnya, sangat merana tersingkir dari Bethany. Sangat kesepian. Sangat sendirian.

Namun Alex tidak bisa untuk tidak melayani Tuhan. Itu adalah hidupnya. Itu adalah darah dagingnya.

Dan itu adalah sumpahnya: untuk sepenuhnya melayani Tuhan seumur hidupnya. Terutama setelah kejadian tahun 1965, ketika ia berumur 18 tahun. Ketika mobil Mini Cooper-nya menabrak anak kecil di dekat Mojokerto, tempat kelahirannya.

Alex mencari jalan lain untuk bisa tetap melayani Tuhan. Bersama Elke Widjanarko dan tim doanya, Alex memilih mendirikan Alex's Ministerial. Yang bisa melayani semua gereja. Yang tidak memihak ke salah satu gereja.

Beberapa kali Alex meminta pengacaranya untuk membuatkan dokumen testamen harta waris itu. Agar masa depan Alex's Ministerial terjamin. Agar Alex tetap bisa melayani Tuhan pun setelah ia meninggal dunia.

Alex yang sangat mencintai Bethany dan umatnya tidak mau mendirikan gereja sendiri. Juga tidak mau pindah ke gereja lain.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News