40 Juta Penduduk Belum Bankable

40 Juta Penduduk Belum Bankable
40 Juta Penduduk Belum Bankable
JAKARTA - Sekitar 40 juta penduduk Indonesia disebutkan belum memiliki akses terhadap perbankan. Padahal akses perbankan terkait erat pada perbaikan perekonomian Indonesia.  Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Muliaman D Hadad mengatakan, edukasi akan menjadi sektor yang paling ditingkatkan untuk menggenjot inklusi atau akses finansial ini. Sebab, BI berasumsi bahwa finansial inklusi tidak dapat terjadi bila tidak didukung oleh pemberian pendidikan kepada masyarakat.

Salah satu pihak yang digandeng bank sentral adalah Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OECD) dimana mereka telah memiliki pengalaman, sehingga diharapkan bisa transfer pengalaman. "Edukasi bisa melalui formal (kurikulum) dan informal (seperti program khusus untuk nelayan atau TKI)," katanya di Jakarta, Senin (27/6).

Muliaman mengatakan, finansial inklusi ini mulai dilakukan oleh BI dalam tiga tahun ke belakang. Beberapa program yang telah dilakukan untuk mendukung finansial inklusi ini antara lain Tabunganku dan Ayo Ke Bank. Beberapa program tersebut sejauh ini telah berjalan dengan baik dan terus dilakukan pengembangan.

"Sudah berjalan dan terus kita perbaiki. Contoh program Tabunganku sudah 1,4 juta nasabah dengan saldo Rp1,5 triliun dalam satu tahun. Mulai Februari 2010. Ini padahal konsentrasinya pada mikro," ujarnya.

Sementara itu, sekertaris Deputi Jendral OECD, Richard Boucher, menyatakan OECD sangat mendukung inklusi keuangan oleh Indonesia sejak 3 tahun terakhir. Bentuk bantuan dari OECD tidak dalam bentuk uang seperti bank dunia, tetapi memberikan pengalaman kepada masyarakat. "OECD membantu pengembangan masyarakat melalui diskusi pertukaran pengalaman," jelasnya. (lum)

JAKARTA - Sekitar 40 juta penduduk Indonesia disebutkan belum memiliki akses terhadap perbankan. Padahal akses perbankan terkait erat pada perbaikan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News