5 Asosiasi Dokter Ini Soroti Permasalahan MARSI di Indonesia

5 Asosiasi Dokter Ini Soroti Permasalahan MARSI di Indonesia
5 Asosiasi Dokter Ini Soroti Permasalahan MARSI di Indonesia. Foto: Romaida/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Medical Adhesive-Related Skin Injury (MARSI) kerap terjadi akibat penggunaan perekat medis atau plester yang kurang tepat.

Akibatnya, terjadi kerusakan permukaan kulit yang menimbulkan rasa nyeri, perluasan luka, hingga infeksi.

Dokter Heri Setyanto, perwakilan dari Perhimpunan Ahli Bedah Indonesia (PABI) menjelaskan, pada praktiknya, sering ditemui kondisi kulit pasien seperti lecet, melepuh, atau kulit pasien terkelupas ketika plester dilepaskan.

Tanpa penanganan yang tepat, kondisi kulit tersebut dapat berisiko menimbulkan infeksi atau penyakit lainnya.

"MARSI bisa menjadi beban ekonomi tersendiri bagi pasien karena harus mengeluarkan biaya lebih, serta menambah waktu pengobatan," kata Dokter Heri Setyanto kepada awak media di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran kepada para tenaga kesehatan, terkait penggunaan atau penanganan pada pasien dengan luka terbalut perekat medis.

Menyusul hal tersebut, sejumlah asosiasi dokter pun sepakat meluncurkan konsensus peningkatan kesadaran dan pencegahan MARSI.

Adapun 5 asosiasi ahli tersebut, yakni Perhimpunan Ahli Bedah Indonesia (PABI), dan Perhimpunan Dokter Intensive Care Indonesia (PERDICI).

Ada 5 asosiasi dokter menyoroti permasalahan Medical Adhesive-Related Skin Injury (MARSI) di Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News