5 Saran Ketum PB IDI untuk Pasien Isoman, tentang Kesalahan Terbesar

5 Saran Ketum PB IDI untuk Pasien Isoman, tentang Kesalahan Terbesar
LaporCovid19 menyatakan banyak masyarakat melaporkan kematian anggota keluarga atau rekan mereka di rumah saat menjalani isolasi mandiri. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (Ketum PB IDI) dokter Daeng M Faqih menyampaikan beberapa saran penting yang harus diperhatikan para pasien COVID-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri atau isoman.

Pertama, berkonsultasi dengan tenaga medis atau dokter setiap hari

Hal yang utama yang harus disampaikan saat berkonsultasi yakni perkembangan gejala, serta hasil observasi mandiri mulai dari respiratory rate, suhu, dan kadar saturasi oksigen.

Dokter Daeng mengatakan, hingga saat ini kesalahan terbesar dari para pasien yang isolasi mandiri yakni telat mendapatkan pertolongan karena tidak adanya pemantauan dan pengawasan dari tenaga medis.

“Seringnya pasien isolasi mandiri baru mencari pertolongan dokter atau tenaga medis ketika kondisi benar- benar sudah memburuk dan terlambat untuk ditangani,” ujar Dokter Daeng dalam keterangan tertulisnya, Minggu (25/7).

“Maka dari itu penting untuk konsultasi rutin hingga sembuh, karena kalau terhubung dengan dokter misalnya lewat layanan telemedisin tentu akan lebih baik penanganannya karena ada pendampingan ahli dan ada juga pemberian terapi obat yang lebih terarah,” sambungnya.

Kedua, selama menjalani isoman, jangan sampai mengalami kelelahan

Dokter Daeng juga mengingatkan, selama isolasi mandiri pasien COVID-19 tidak boleh melakukan kegiatan yang menyebabkan kelelahan pada fisik dan mental.

Berikut ini saran dari Ketum PB IDI Daeng M Faqih untuk pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri atau isoman.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News