6 Gerai Giant Tutup, Industri Ritel Terpukul Penurunan Daya Beli

6 Gerai Giant Tutup, Industri Ritel Terpukul Penurunan Daya Beli
Giant Supermarket. Foto Instagram

Kelas menengah dan atas cenderung menahan belanja. Ketidakstabilan politik juga membuat orang malas berbelanja.

Dari sisi ritel, biaya operasional terus meningkat, biaya sewa tempat naik, biaya logistik bukannya turun setelah adanya tol malah justru naik, ditambah beban tarif listrik.

"Jadi, makin tipis margin buat pengusaha ritel," jelasnya.

Jalan keluar dari permasalahan tersebut adalah memberikan insentif PPh badan buat pengusaha ritel, diskon PPN produk tertentu untuk menarik konsumen, dan diskon tarif listrik di mal untuk menekan biaya sewa plus operasional.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Jatim Sutandi Purnomosidi mengatakan, sejauh ini bisnis ritel di Jatim, khususnya Surabaya, masih cukup bagus.

"Terbukti semua hipermarket yang berada di dalam mal-mal Pakuwon masih bertahan. Misalnya, Hypermart dan Lotte," tuturnya. (nis/car/agf/c25/oki)


Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih menunggu jawaban dari PT Hero Supermarket Tbk perihal kabar penutupan enam gerai Giant.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News