99 WNI Kembali ke Tanah Air
Rabu, 16 Maret 2011 – 06:57 WIB

KEMBALI DARI JEPANG. Warga negara Indonesia yang berada di Jepang berhasil dievakuasi. Beragam ekspresi saat mereka tiba dan disambut sanak keluarga di terminal 2E,Bandara SOekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (15/Maret/2011). Foto: EKY FAJRIN/SATELIT NEWS
WNI yang berasal dari luar Jakarta pun difasilitasi sampai di rumah masing-masing. Beberapa di antara mereka adalah mahasiswa yang belajar di Jepang. Ada juga yang bekerja di Negeri Sakura.
Baca Juga:
Hengky Rotinsulu, 40, bersyukur bisa kembali ke tanah air dengan selamat. Pria yang menempuh gelar doktoral di Tohoku Pharmaceutical University itu membawa pulang seluruh keluarganya, yakni istri dan dua anak. Pria asal Manado tersebut mengatakan bahwa kondisi Jepang sangat tidak menentu. Saat ini terutama sulit mendapat bahan makanan. Jadi, dia memutuskan balik ke Manado. "Karena kebutuhan pokok sulit, kami memutuskan pulang," kata dia.
Ketika bencana terjadi, dua anaknya, Sarah, 12; dan Megumi, 6, belajar di sekolah. Dia beraktivitas di laboratorium universitas. Setelah tsunami menerjang, transportasi terputus. Dia harus jalan kaki beberapa kilometer untuk menjemput dua anaknya. Setelah gempa, tidak ada yang berani masuk ke dalam rumah. Sebab, pipa gas yang disalurkan ke rumah bocor. "Jadi, kami tidak ganti baju. Baju ini kami pakai sejak Jumat lalu," tutur dia.
Seorang WNI lainnya, Abdul Muhari, mengatakan bahwa saat terjadi gempa, dia sedang berada di lantai 11 kampusnya. Pihak kampus pun memberikan peringatan gempa. "Itu sekitar 22 detik sebelum tsunami. Saya pun hanya berlindung di bawah meja," kata dia.
JAKARTA -- pemerintah Indonesia akhirnya mengevakuasi 99 WNI yang tinggal di Sendai, salah satu daerah terdampak tsunami terparah di Jepang. Mereka
BERITA TERKAIT
- Resmikan Masjid Jakarta Garden City, Gubernur Pramono Berpesan Begini
- Kepala BKN Sebut 1.967 CPNS 2024 yang Mundur Aslinya Tidak Lulus
- BSMI Peringatkan Dunia Internasional, Jalur Gaza Masih Belum Aman
- Kemenag Dorong Transformasi Ekonomi Pesantren Melalui Inkubasi Wakaf Produktif
- Adinkes Dorong Pemanfaatan Dana Desa untuk Penuntasan Stunting
- Biaya Haji Indonesia Lebih Mahal dari Malaysia